Kamis, 05 Agustus 2010

menjadi penulis

Itu yang terlintas di benakku setelah sekian lama di rumah. Aku biasanya bekerja di Sebuah Rumah Sakit swasta ternama di Bekasi. Namun setelah memutuskan berhenti bekerja untuk menjaga dan merawat sendiri anakku, serta menjadi ibu rumah tangga sejati, aku mulai bingung dengan rutinitas yang berubah ini. Biasanya sibuk di tempat kerja, sekarang sudah tidak ada lagi yang harus di kerjakan setelah semua pekerjaan rumah selesai. Akhirnya Suamiku membelikan beberpa buah buku, dari buku Fiksi sampai buku Nonfiksi.

Ternyata Buku-buku itu tidak bisa menghilangkan kejenuhanku di rumah, aku mulai berpikir sebaiknya aku melakukan usaha, atau mungkin jualan. Setelah hal ini kuutarakan kepada suamiku, beliau tidak setuju, beliau tidak mau waktuku nanti tersi

ta untuk usahaku

dan anak-anak terlupakan. Sempat marah juga mendengar penolakan itu, tapi...harus bagaimana lagi, aku sudah memilih dia menjadi suamiku dan aku harus mematuhinya, karena aku tidak mau di anggap Allah sebagai istri yang durhaka.Lama aku merenung, apa yang sebaiknya aku lakukan, agar aku tidak bosan dan suamikupun mendukung. Aku sampai pada suatu kesimpulan, sebaiknya aku menulis saja. Karena menulis bisa kulakukan di rumah, tanpa harus meninggalkan dan melupakan anak-anak. Dan menulispun bisa aku lakukan setelah malam hari ketika anak-anak seudah tidur, atau ketika sebelum subuh, dimana anak-anak belum bangun.Maka kembali aku mengutarakan niatku kepada suami. Meskipun tidak antusias, dia mengijinkanku untuk menulis, kebetulan kami punya komputer di rumah, yang juga sesekali digunakannya untuk pekerjaannya.Karena aku tidak punya basic dari fakultas sastra atau jurnalis, maka aku berkeinginan untuk belajar menulis. Untunglah suatu ketika aku membaca sebuah artikel di Majalah Ummi yag menyatakan akan mengadakan pelatihan penulis cerita anak. Dengan tidak membuang kesempatan, aku pun mendaftar dan mengikuti pelatihan itu. Pelatihan yang diadakan setiap hari sabtu itu aku datangi dengan membawa anggota keluarga lengkap Aku terpaksa mengajaknya disamping aku masih memberikan ASI , juga tidak ada pembantu atau baby sitter tempat aku menitipkan anakku.Setiap sabtu, aku

lakoni mengikuti pelatihan itu, selama 4 kali pertemuan, dan akupun berhasil mengantogi sebuah sertifikat pelatihan menulis cerita anak, dengan nilai B. Aku sangat ingat waktu itu tutorku antara lain Zirlifera Jamil pemred UMMI, Ali Muakhir, Penulis di Mizan, dan Eka Wardhana, penulis di Syamil. Mereka bertiga adalah para motifatorku untuk menulis ini. Di sela- sela pelatihan mereka berujar, bahwa bakat menulis seseorang tidak lah berguna di bidang ini jika tidak diiringi latihan menulis. Bakat 1% pu sudah memadai jika diiringi dengan latihan, latihan dan latihan di 99 % nya.Saat itu aku benar-benar berada pada tingkat semangat yang paling tinggi, setelah selesai pelatihan itu aku mulai menulis. Apalagi waktu itu bulan ramadhan, setelah salat tarawih, aku buru-buru tidur, dan bangun jam satu malam, untuk salat tahajud , setelah aitu aku menulis samapai jam tiga, baru aku menyiapkan makanan untuk sahur. Setelah subuh, aku menulis lagi sampai jam mengantarkan sulungku sekolah. Dan ketika sulungku sekolah aku menulis lagi satu jam, baru kemudian berbenah dirumah dan bermain bersama bayiku. Setelah bayiku kelelahan dan tidur, aku menjemput sulungku yang baru di TK itu, kemudian aku menulis lagi, sampai sore, tentunya diselingi istirahat, untuk salat dan menemani si sulung bermain. Sorenya aku menyiapkan hidangan untuk buka puasa. Demikian aktifitasku setiap hari selama bulan ramadhan.Alhamdulillah aku berhasil merampungkan sebuah novel anak islami dalam waktu

sebulan itu, yang lebih kurang 100 halaman. Termasuk setelah ku edit sedikit di beberapa bagian. Setelah tulisan itu jadi, aku mulai bingung untuk mencari sebaiknya kemana aku harus mengirimkan tulisanku ini. Disinilah penurunan mood terjadi. Aku mencoba mengirim tulisan-tulisanku, mulai dari Novel anak islam tadi, sampai beberapa cerpen anak islam, ke berbagai penerbit dan media cetak, namun tak satupun balasan ku terima. Lebih kurang dua tahun tulisanku mengendap di file komputer. Sementara itu beberapa fiksi anak masih aku tulis meskipun sudah tidak sebanyak yang lalu.Suatu kali aku bertemu kerabat yang mempunyai percetakan, aku bertanya pada kerabat tersebut apakah dia punya link ke penerbit, dan ku jelaskan tentang kegiatanku yang sedang menulis fiksi anak. Sang kerabat memberikan sebuah nomor telpon yang ternyata adalah no HP seorang owner penerbitan. Tanpa menunggu lama aku langsung menelpon Pak Syafak demikia nama beliau , beliau adalah pemilik pernerbitan Media Sukses. Setelah memperkenalkan diri, aku bercerita tentang keinginanku untuk menerbitkan sebuah buku. Ternyata perusahaan ini belum pernah menerbitkan tulisan fiksi, apalagi fiksi anak. Akhirnya beliau menyarankan aku agar membuat tulisan non fiksi tentang keseharian yang bersifat motifasi. Beliau memberikan ide, agar aku menulis tentang pembantu rumah tangga, yang sangat dibutuhkan tapi dalam waktu yang sama juga tidak di hargai.Beberapa hari aku memikirkan saran Pak Syafak ini, sebelum akhirnya aku menerima tawaran itu, alasannya sederhana, karena aku belum pernah menulis non fiksi,

serta belum pernah mengikuti pelatihan menulis non fiksi. Tapi disini aku merasa di beri kepercayaan dan suatu semangat yang luar biasa dari seseorang yang aku tidak mengenalnya sebelum ini. Tawaran itu aku terima dengan rasa percaya diri yang mulai aku bangun untuk menulis tulisan non fiksi. Aku harus kembali belajar, meskipun tidak mengikuti pelatihan sama sekali. Setidaknya aku bisa menulis dari keseharianku dulu yang memang pernah butuh pembantu sekaligus ’bermasalah’dengan mereka, demikian tekadku dalam hati.Mulailah aku mencari referensi dan bertanya kepada teman-teman apa yang mereka butuhkan dari seorang pembantu, dan bagaimana mereka berperilaku terhadap pembantunya. Tak lupa aku mencari referensi d buku psikologi dan buku agama terutama bab yang menyatakan bagaimana sebaiknya hubungan majikan dengan pembantunya atau orang yang bekerja padanya. Aku juga membaca beberpa buku yang menyangkut dengan ketenagakerjaan. Sambil membaca dan mendengarkan beberapa orang kerabat dan teman tentang pembantu mereka, aku mulai menulis sebuah tulisan yang berdasarkan pada kenyataan, dan bukan khayalan. Alhamdulillah, Allah selalu bersama hambanya yang sedang giat berusaha dan tentu saja berdoa.Sebelum tulisanku rampung, Allah mengabulkan sebuah permintaanku yaitu dengan di muatnya tulisanku yang berupa cerpen anak di sebuah Surat Kabar Mingguan di kampungku Sumatera Barat, yaitu Singgalang Minggu. Semangat menulispun kembali meningkat. Tidak berapa lama kemudian sebuah cerpen anak tulisanku pun di muat di majalah UMMI. Aku

sangat bersyukur kepada Allah atas semua karunia Nya ini. Tak terbayangkan betapa senangnya hati ini ketika melihat tulisanku hadir di sebuah koran dan majalah ternama.Akupun semakin bersemangat menulis. Dalam waktu kurang lebih tiga bulan aku berhasil menyelesaikan sebuah tulisan non fiksi tentang pembantu rumah tangga. Aku segera mengirimkan tulisan itu kepada Bapak Syafak yang juga merangkap sebagai editor di perusahaannya. Beberapa hari kemudian Pak Syafak menelponku dan mengabarkan tulisanku akan di terbitkan, namun harus di revisi dan di tambah di beberapa bagian.Aku sangat berterima kasih kepada beliau dan bersyukur kepada Allah, ternyata kemudahan sudah menghampiriku. Dengan bersemangat aku merevisi dan menambah lagi tulisanku sesuai yag disarankan oleh Pak Syafak. Seminggu kemudian selesai juga revisi itu dan aku segera mengirimkan kembali. Sebulan kemudian aku di minta Pak Syafak

untuk datang kekantornya guna menandatangani sebuah kontrak kerjasama. Alhamdulillah ya Allah. Dengan mengajak anakku Aku mendatangi kantor Pak Syafak, dan kontrakpun akhirnya aku tanda tangani. Setelah kontrak kerjasama di tangan aku memperoleh sejumlah buku yang sudah di terbitkan. Kebetulan dalam kontrak kerjasama ini aku akan memperoleh fee atau royaltinya setelah buku yang aku tulis terjual di pasaran. Dari sekian eksemplar yang terjual aku akan memperoleh feenya sekitar 7 % , dan kontrak tulisanku selama 3 tahun.Sekarang aku kembali memohon kepada Allah agar tulisanku dapat di terima oleh masyarakat. Dan Alhamdulillah aku mendapatkan fee dari tulisan ini kurang lebih satu juta rupiah setelah beberapa bulan bukuku berada di toko buku. Karena ada perjanjian kerjasama juga antara penerbit dan toko buku.Allah ternyata sangat sayang padaku, baru dua bulan buku pertamaku terbit, teryata aku mendapat telpon lagi dari Zikrul Hakim penerbit buku anak islam, bahwa tulisanku yang pernah aku kirimkan dulu akan mereka terbitkan , tapi sebelumnya juga harus di revisi di beberapa bagian. Aku segera menyanggupinya. Akupun mulai merevisi bagian-bagian yang harus di revisi sesuai dengan permintaan editor. Buku inipun akhirnya terbit. Seiring dengan terbitnya buku fiksi pertamaku, sang editor di zikrul menyarankan agar aku menjadikan ceritaku sebuah serial. Akupun megangguk setuju. Akhirnya aku mulai mencari ide lagi untuk seri selanjutnya dari seri pertama yang berjudul Laptop Ajaib.Novel anak ini berkisah tentang seorang anak yang mendapatkan sebuah laptop

sebagai hadiah dari keberhasilannya mengikuti lomba. Laptop ini sangat ajaib, jika Akbar nama si anak menyalakan Laptop itu, maka Akbar akan masuk kedalam permainan yang sedang dimainkannya. Lebih ajaib lagi laptop ini di sertai suara seorang anak-anak di setiap perintah atau apa saja yang di klik oleh Akbar. Petualangan seru ini juga menyebabkan Akbar lebih pintar dalam pelajaran Bahasa Arab dan tahfidz. Keseruan cerita ini aku lanjutkan di seri berikutnya, yang berkisah tentang Akbar dan teman-temannya dalam petualangannya di negeri sains bersama Lepi.Ketika menandatangani kontrak kerja dengan Penerbit zikrul, aku di minta untuk menandatangai kontrak lepas. Artinya tulisanku di kontrak selama lima tahun dengan uang sejumlah dua juta lima ratus ribu rupiah. Apapun yang terjadi dengan buku itu nanti, misalnya terjual atau tidak, maka aku tidak di bebankan apapun.Buku keduaku juga terbit dengan judul Berpetualang ke negeri sains bersama Lepi. Lepi adalah seorang anak laki-laki yang bertualang bersama Akbar di dalam laptop ajaibnya. Buku yang kedua Ini berkisah tentang petualangan Akbar yang berada di negeri yang semuanya terlibat kedalam sains. Petualangan ini sangat seru, karena akan ada beberpa pertanyaan diakhir petualngan Kabar sama seperti buku yang pertama. Jika Akbar tidak bisa menjawab pertanyaan itu maka dia tidak akan bisa keluar dari laptop msampai jam slat berikutnya datang, tentunya dia harus mengulang kembali permainan dan menjawab kembali pertanyaan yang

akan di berikan diakhir permainan. Kontrak kerja tulisanku yang ini juga sama dengankontrak kerja pada Buku Laptop ajaib.Setelah buku kedua ini terbit, aku juga membuat seri ketiganya yang ceritaya tentang kabar yang masih bersama Laptop ajaibnya bertualang menjadi dokter kecil. Isinya mengajarkan kepada anak-anak agar mereka bisa merawat diri mereka sendiri dan teman-teman mereka ketika mereka mengalami suatu kecelakaan yang harus segera di tangani. Semacam P3K. Atau pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Amun sayang buku yang ketiga ini belum di terbitkan, karena editor ku yang lama sudah tidak bekerja di zikrul hakim lagi, sehingga editor baru menolak tulisanku yang terakhir ini.Kehilangan Semangat MenulisHal ini yang sering melanda seorang penulis ketika ide tidak muncul maupun ketika tulisan tidak dimuat atau di terbitkan. Aku pernah mengalami masa-masa ini ketika tulisanku yang terakhir tidak di terbitkan oleh penerbit, parahnya lagi aku membiarkan saja semangatku yang hilang tanpa mau bangkit kembali selama kurang lebih dua tahun. Di akhir 2009 aku mulai tersentak dari kehilangan semangat menulis itu. Momennya adalah ketika aku membuka sebuah blog yang sudah lama tidak aku kunjungi yaitu blogku sendiri di internet. Setelah itu aku juga mulai kembali membuka situs www.penulislepas.com untuk menambah pengetahuan dan berlatih menulis. Aku mulai bergabung di situs ini dengan menulis tulisan non fiksi, meskipun hanya sebatas artikel. Mau tau apa yang membuat aku bersemangat menulis sekarang Ya... semangat menulis kali ini adalah semangat untuk menulis tulisan non fiksi,

karena biasanya aku menulis cerita anak atau fiksi anak islam. Meskipun ada dua novel anak islam hasil karyaku yang sudah di terbitkan oleh penerbit Zikrul, ternyata kedua buku itu tidak begitu terdengar di pasaran. Benar novel anak islam yang berjudul Laptop ajaib, dan Berpetualang bersama Lepi itu di pasarkan di toko buku besar, seperti Gramedia dan Gunung Agung, namun aku rasa penjualannya tidak sesuai yang diharapkan penerbit. Sehingga kedua buku itu sudah tidak terdengar lagi sekarang. Namun aku tidak berputus asa, aku tetap menulis cerita anak, karena aku rasa, banyak hal yang ingin aku sampaikan kepada para pembaca cilik tersebut, tapi entah karena tulisanku yang memang tidak berbobot dan tidak memenuhi standar penerbit, dari sekian banyak naskah yang ku kirim tak pernah ada kabarnya. Jika aku tanya pada penerbit jawabannya tidak pasti, atau kadang di oper dari satu editor ke editor lain. Akhirnya ceritaku untuk para pembaca cilik itu hanya tersimpan manis di file komputer dan CD.Lalu dimana cerita tentang semangat itu. Dari sinilah cerita tentang semangat itu berawal, beberapa tahun yang lalu aku pernah mengikuti program pelatihan menulis online dari Penulis Lepas.com. setelah program itu aku masih terus menulis cerita anak seperti yang kuceritakan diatas tadi. Sampai suatu saat aku "kehilangan mood" untuk menulis karena tidak adanya kabar

berita beberapa naskah yang sudah aku kirimkan ke penerbit, hingga suatu kali aku kembali membuka situs penulis lepas. com yang ternyata sudah berubah. Di situs ini, aku membaca tulisan Jonru yang isinya kurang lebih menyatakan sebaiknya para penulis lebih baik menulis tulisan non fiksi ketimbang tulisan fiksi, karena pasar non fiksi lebih banyak dibanding pasar fiksi. Dari sini aku tersadar, ternyata apa yang di sampaikan Jonru ada benarnya juga, selama ini meskipun aku sering menulis, kebanyakan tulisanku hanya berkutat di seputar cerita anak. Walaupun pada awalnya aku tidak berniat mencari 'keuntungan' dari menulis ini, karena niatku hanya ingin menyampaikan pesan bagi anak-anak agar mereka berada di 'jalur' yang benar, tapi pada kenyataannya tulisanku itu tidak akan sampai kepada mereka, karena tulisanku itu hanya tersimpan di file komputerku saja. dan aku harus berusaha memikirkan cara lain untuk menyampaikan pesanku ini, nah di sinilah semangat itu mulai muncul. Aku berharap dengan memperbanyak tulisan non fiksi yang aku tulis ini serta mempostingnya di Penulis Lepas.com dan blog-ku, akan mengantarkanku kepada suatu keadaan yang mungkin saja bisa membuat tulisanku untuk anak-anak itu kelak bisa terlaksana. Terima kasih kepada Jonru dan pengelola situs Penulislepas.com ini , aku harap setiap tulisan yang aku kirim bisa di muat di situs ini, dan bisa memberi manfaat kepada banyak orang. Terima kasih juga kepada Peng Kheng Sun yang bersedia memberi tanggapan untuk salah satu tulisanku. Semoga komentar yang membangun dari anda para pencinta situs ini akan sangat

membantu dan menambah semangatku untuk menulis tulisan non fiksi ini. Sekali lagi, terima kasih.....Semoga saja artikelku bisa di terima setiap pembaca yang singgah di situs itu amin...Aku saat ini juga sering menulis di Blogku sendiri diwww.laptopajaib.blogspot.com. Dibawah ini aku sertakan cover buku-buku. Jika ada yang berminat dengan buku ini anda bisa memesan langsung di penerbit Zikrul Hakim, dan Media sukses.Bagi bunda yang sedang merancang sebuah keinginan untuk menulis, saranku segeralah menulis saat ini juga. Carilah pelatihan jika memungkinkan. Dan teruslah menulis untuk mengasah kemampuan menulis anda, setelah merampungkan tulisan anda, segeralah kirim ke penerbit, jangan berputus asa jika tulisan anda belum di terbitkan. Jangan berfokus hanya pada satu penerbit. Kirim tulisan anda ke banyak penerbit, sekaligus. Dan sering- seringlah menelpon atau menanyakan kepada penerbit apakah tulisan anda layak terbit atau tidak, jika penerbit mnita anda merevisi tulisan anda, maka segeralah revisi tulisan itu.. Bergabunglah dengan kelompok penulis. Walaupun sebenarnya aku belum melakukannya. Aku sangat ingin bergabung, namun kesempatan dan waktuku untuk bergabung dengan mereka belum ada. Makanya aku cukup puas dengan bergabung di beberapa situs penulis dan menjadi follower di beberapa blog penulis. Satu lagi tips ku segeralah mencatat ide yang tiba-tiba muncul di sebuah buku saku yang harus anda bawa kemanapun anda pergi, karena jika ide yang muncul itu tidak segera anda catat, maka ide itu akan lenyap dan mungkin saja anda tidak mengingatnya lagi. Jadi jangan

sepelekan ide sekecil apapun. Ide yang sudah anda tulis, suatu saat anda baca kembali ketika anda ingin menulis, saya jamin dengan kemampuan yang anda miliki, ide itu akan segera anda tuangkan menjadi sebuah tulisan yang bagus.Jadi para bunda..... tidak ada istilah untuk menganggur di rumah. Meskipun kita sudah mempunyai tugas seabreg sebagai ibu dan istri, kita tetap harus mengembangkan diri, salah satunya dengan menulis. Dengan menulis semoga kita bisa menambah income keluarga, dan juga menambah wawasan kita. Karena salah satu sarat menjadi penulis adalah rajin membaca buku apa saja. Tentunya dengan rajin membaca wawasan ibu-ibu bertambah dan semoga masih tetap bisa “nyambung” dengan suami . Mungkin sebagian kita berpikir bahwa dengan di rumah dan hanya mengurus anak , suami dan rumah itu sudah cukup...tapi...harus ingat bunda.... suami kita terus berkembang dengan pekerjaan dan pengetahuannya. Sebagai seorang istri, kita jangan sampai mengalami ketimpangan atau ketidak nyambungan dengan suami.Oleh karena itu kita harus rajin membaca, dan belajar-hal-hal baru dalam menjadi ibu dan istri, salah satunya dengan menuangkan ide-ide kita dalam bentuk tulisan.. Selamat menulis...Semoga kita menjadi penulis dan ibu rumah tangga yang hebat dan sukses.Ini cover buku pertamaku yang berjudul Tips agar tidak gonta ganti pembantu Tahun 2006, Dan

Berpetualang ke negeri sains Desember 2007. Maaf cover Laptop Ajaib tidak aku temukan di internet, dan aku juga lupa memintanya waktu itu ke penerbit. Buku novel anak islam ini terbit di tahun 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ya sahabat... ^_^