Senin, 22 Agustus 2011

Kado Cinta Buat Eyang


Valery gundah, Pa memintanya untuk mencari Tante Wina yang entah berada di mana. Tante Wina adek perempuan Pa, menikah dengan Uncle Jo yang asli Amerika. Pa dan Eyang menolak pernikahan itu, tapi Tante Wina nekat, akhirnya mereka memilih meninggalkan Indonesia dan menetap di Amerika. Dulu Tante Wina pernah berkirim kabar, kalau mereka tinggal di New York, hanya sekali itu Tante Wina mengirim surat. Setelah itu, tidak ada kabar lagi dari Tante Wina. Kejadian ini terjadi ketika Valery masih bayi.

Sekarang Eyang Putri sedang sakit, setiap hari Eyang menanyakan kabar putri satu-satunya itu. Karena anak Eyang hanyalah Pa dan Tante Wina. Pa sudah berusaha bertanya kepada teman-teman tante Wina. Barangkali mereka tau tentang keberadaan Tante Wina. Tapi tak seorangpun dari mereka yang tau. Pa tidak punya banyak waktu untuk menanyakan kepada mereka satu persatu, karena kerjaan Padi kantor tidak bisa di tinggal. Sekarang tugas mulia itu di serahkan Pa kepada Valery. Saran dari salah satu teman Tante Wina, Pa bisa mencoba mencari dengan browsing di internet. Karena Pa sering melihat Valery melototin internet, makanya Pa menyerahkan tugas itu kepada Valery.

“Oke Pa, Val akan coba, tapi Val ga janji ya..,” Valery menyanggupi tugas yang di berikanPa. Val pernah mendengar dari Pak Fuad, guru agamanya, kita akan mendapat pahala jika menjaga silaturrahmi. Jika Val berhasil menemukan Tante Wina, bukankah itu merupakan salah satu makna dari menjaga silaturrahmi.

Mulailah misi mulia itu di jalani Val. Pertama Valery mencari teman melalu Facebook. Di facebook, Val memilih teman yang berasal dari Amerika. Beberapa orang Amerika di add menjadi sahabatnya. Hari ini Val berhasil dapat 10 teman. Memang tak mudah untuk langsung di approve oleh mereka. Tapi Val cukup senang dengan pertemanan ini, dari kesepuluh teman yang berhasil menjadi sahabatnya itu, ternyata hanya satu orang yang tinggal di New York, Keanu namanya.

Val tidak menyi-nyiakan kesempatan untuk langsung bertanya kepada Keanu, kebetulan Keanu sedang online. Val ingin punya lebih banyak lagi teman yang dari New York. Jadi Valery memutuskan untuk chatting dengan Keanu.

Hi..How are u.. enter.

Beberapa detik berikutnya Keanu membalas fine, thanks

Dan merekapun mulai akrab setelah beberapa pertanyaan basa-basi tadi. Hari ini Val rasa sudah cukup dengan chattingnya dan informasi yang diberikan Keanu mengenai kota New York. Val akan menanyakan informasi lainnya besok, sekarang Val ingin mencatat dulu-apa saja yang perlu ditanyakannya. Yang jelas. Val sudah bertekat harus mempunyai teman New York sebanyak-banyaknya. Semakin banyak dia berteman-dengan orang New York, semakin besar juga kemungkinannnya bertemu dengan Tante Wina.

Tadi Val sempat meng add teman-teman Keanu yang berasal dari New York. Tapi mereka belum meng approve pertemanan itu. Jadi terpaksa besok Val melanjutkan misinya. Sebenarnya Val tidak begitu suka chatting di facebook. Val memanfaatkan fasilitas ini hanya untuk memajang foto hasil jepretan dan editannya. Rasanya Val senang jika ada teman-teman yang berkomentar tentang keindahan karyanya. Untuk chatting, hampir tak pernah dilakukan Val. Karena Val tidak terbiasa menghabiskan waktunya untuk yang satu ini. Hanya karena Eyang dan Pa saja, Val melakukan hal ini. Semoga saja Tuhan membukakan jalan melalui fasilitas ini untuk bertemu tantenya, doa Val dalam hati.

Hari ini genap seminggu Val mencari Tante Wina via Face Book. Sejauh ini belum ada kabar satupun yang menjadi titik terang tentang keberadaan Tante Wina. Val sudah mulai bosan dengan misinya ini. Karena seperti yang sudah di duganya, beberapa teman barunya itu mulai berkata-kata tidak sopan ketika mereka chatting. Bahkan ada yang pake minta chat via webcam, bukannya Val tidak mau, tapi kalau dari gaya chatting biasa yang mereka lakukan saja, sudah membuat Val mau muntah, apalagi jika Val mengiyakan chatting via webcam. Val tidak mau merusak semua yang telah di jaganya hanya untuk hal-hal yang tidak penting itu. Val sangat menanamkan di hatinya ada Tuhan yang maha melihat apa yang sedang dilakukannya. Dan Val tidak mau Tuhan menghukumnya gara-gara hal tak berguna itu.

“Hi.., kamu dari Indonesia ya..,” sebuah pesan muncul di inbox Val.

Val memperhatikan pengirimnya. Seseorang yang belum menjadi temannya. Val segera menjawab message itu. “Iya.. kamu dari Indonesia juga ya.. aku add, ya..,” send.

Jeremi, demikian nama teman baru Val. Menurut Jeremi, Ibunya berasal dari Indonesia, makanya dia bisa bahasa Indonesia. Mereka tinggal di Washington. Sepertinya Jeremi anak yang baik, umurnya dua tahun lebih muda daripada Val. Anaknya ceria, karena Jeremi, Val betah berlama-lama chatting, Jeremi tidak seperti teman Amerika Val yang lain yang mulai tidak sopan ketika chatting. Jeremi benar-benar anak yang sopan, menurut Jeremi Ia di wajibkan orang tuanya menjalankan sopan santun khas Indonesia dimanapun Ia berada, makanya Val tambah senang jika chatting bersama Jeremi. Val sampai lupa misi mulianya untuk mencari Tante Wina.

Untunglah pagi tadi Pa mengingatkan kembali sampai dimana perkembangan misi Val. Val hanya bisa menceritakan apa adanya. Val belum bisa menemukan sedikitpun jejak keberadaan Tantenya itu kepada Pa. Sebenarnya Val merasa tidak enak , karena sudah hampir dua minggu Val belum juga berhasil menunaikan misinya. Sementara penyakit Eyang bertambah parah, dan semakin sering meracau memanggil nama Tante Wina. Pa juga telah berusaha mencari tau alamat Tante Wina dengan minta tolong kepada teman-teman Pa yang berada di New York, tapi sampai saat ini, hasilnya masih nihil. Pa juga pernah meminta temannya itu untuk mencari kealamat yang dulu di kasih Tante Wina. Namun ternyata tante wina sudah tidak tinggal di situ lagi.

“Hi.. kemana aja kok sudah dua hari ini ga OL” pesan di Inbox Val dari Jeremi.

“Eyangku masih sakit, aku menjaga beliau dua hari ini, soalnya suster yang biasa jaga Eyang lagi pulang kampung,” send.

“Oooo.., smoga Eyangmu cepat sembuh ya...”

“Ma kasih ya.. btw kamu ganti PP ya..?” Val memperhatikan foto profil Jeremi.

“He’eh, foto kami sekeluarga, aku, Dad n Mom,”

Val mengklik foto profil Jeremi. Ibu jeremi cantik, dan bapaknya yang bule juga ganteng. Wajar saja anaknya jadi ganteng kaya jeremi, batin Val.

Val memperhatikan nama teman-teman Jeremi yang lain, mungkin saja Jeremi punya teman dari New York, karena sudah beberapa hari ini Val tidak menambah teman New York-nya. Kalau Pa tadi tidak mengingatkannya, pastilah ia lupa lagi akan misinya ini.

“ Valery...,” terdengar Pa memanggilnya dari luar kamar.

“Ya Pa...,” Val segera berlari ke pintu kamar dan membuka pintu untuk Pa.

“Bagaimana?” Pa duduk di samping tempat tidur. Hari ini Pa pulang kantor lebih awal. Pa ingin lebih banayak menemani Eyang yang kesehatannya semakin memburuk. Tiba-tiba mata Pa tertumbuk pada sebuah foto yang sedang terpampang di laptop Val. Pa memperhatikan foto itu dengan seksama.

“Val, Pa lihat foto ini ya..” Pa langsung mengklik foto profil jeremi. Tak lama muncul foto Jeremi dan keluarganya dalam ukuran besar. Pa kembali memperhatikan foto itu, sepertinya pa kenal dengan orang yang ada di foto itu.

“Ini siapa Val,” Pa menunjuk foto Jeremi.

‘itu Jeremi Pa, teman Val yang tinggal di Washington,”

“Maksud Pa yang di kiri kanannya”

“Ooo, Jeremi sama Dad n Momnya”

“Apa dia punya foto Momnya yang sendiri, Pa seperti mengenalnya,” foto profil Jeremi terlihat indah sebenarnya, mereka berfoto dengan background sunset, sehingga setiap orang yang di foto itu, tidak begitu jelas terlihat.

“Val tanya dulu ya pa..”

Val membuka kolom chatting di facebooknya. Kebetulan Jeremi sedang online.

Jemi, mau tanya dunk, punya foto Mom yg lg sendri ga

Ada

Posting ya

Pengen kenal calon mertua ya.. J

Ih, jemi... :p

Pa mo liat nih.. J

Pa kamu lagi d situ J

Ya

Knp ingin liat foto Mom, jangan2 Pa kamu naksir Mom ya.... :P

Jemi.......!!!!!

Ok... gitu aja marah..... :p, bentar q posting ya... J

Ok q tunggu...

Beberapa menit kemudian ada message lagi dari Jeremi.

Udah tuh...

Val segera membuka foto yang baru saja di posting Jeremi. Pa ikut melihat foto itu. Pa tadi berpikir, sepertinya Mom Jeremi mirip sekali dengan Wina adeknya. Semoga saja itu memang Wina doa Pa dalam hati.

“Ya Tuhan... !! Benar Val, ini Tante Wina !” Pa berteriak senang, setelah foto itu terlihat maksimal.

Di foto itu terlihat seorang wanita cantik yang mirip dengan Eyang. Wanita di foto itu sedang tersenyum memperlihatkan lesung pipinya yang persis Eyang. Mungkin ketika mudanya Eyang secantik wanita yang di foto itu. Val belum pernah bertemu Tante Wina, hanya melihat foto tante Wina saja, namun foto-foto tante wina yang ada di rumah tidak begitu jelas di lihat, mungkin karena album foto itu dulu pernah terendam banjir ketika rumah mereka kebanjiran dulu.

“Val, coba tanya nama Mom Jeremi,” pinta Pa, membuyarkan lamunan Val.

Jemi kalau boleh tau, nama Mom siapa?

Ada apa sih..tadi minta foto sekarang nanya2 nama Mom J

Plis... Jemi, aku sudah ceritakan kalau aku lagi nyari adek Pa yang udah lama ga ada kabar. Tadi Pa melihat foto keluargamu, Pa merasa Mom mirip adek Pa, makanya Pa minta agar kamu posting foto Mom yang lagi sendiri. Ternyata dugaan Pa benar, Your Mom mirip Eyang. Apakah namanya Tante Wina?

Ya Tuhan... benar Val.. nama Mom Wina Wibisono. Berarti kita cousin ya

Pa yang ikut membaca chattingan Val jadi berteriak gembira.

“Val tolong minta nomor telpon Mom-nya Jeremi, Pa mau bicara”

Jemi, minta no Hp Mom dunk, katanya Pa mo bicara

Jeremi menulis no Hp Momnya

*****************************

“Bu..,” Tante Wina sudah berada di sampin Eyang. Pa berhasil berbicara dan meminta Tante Wina pulang ke Indonesia kemaren. Pa bercerita kepada Tante Wina tentang Eyang yang merasa bersalah, karena telah menolak pernikahan Tante Wina dan Uncle Jo. Dan Pa juga mengatakan saat ini Eyang sedang sakit. Tante Wina setuju untuk ke Indonesia. Saat ini mereka sekeluarga sudah berada di sini.

Eyang membuka matanya sambil menyebut nama tante Wina,”Wina....benarkah ini Wina...” Tante Wina mengangguk sambil memeluk Eyang.

“Maafkan Ibu ya...Wina...,” Eyang mencari-cari tangan putrinya yang sudah lama dia rindukan itu. Tante Wina segera meraih tangan Eyang dan menggenggam tangan tua itu seraya menciumnya dan meletakkan kembali di dadanya.

“Wina yang bersalah Bu...Wina sudah jadi anak durhaka, karena tidak mematuhi keinginan Ibu, maafkan Wina Bu...,” Tante Wina sesungukan di pelukan Eyang. Kedua anak beranak itu saling berpelukan melepaskan segala kerinduan dan kemarahan yang pernah ada.