Rabu, 26 Mei 2010

Ujian Kesabaran


Sabar... salah satu kata ajaib yang mungkin sulit untuk di laksanakan ketika kita berada pada situasi tertentu..Seperti saat ini, saat kehamilan yang membuat seseorang memerlukan kesabaran penuh dalam menjalaninya, karena emosi kadang tak terkendali di sebabkan peningkatan hormon yang sedang terjadi. Peningkatan hormon ini kadang membuatku gampang sedih..., gampang marah... dan kadang gampang menangis... Tak tau entah apa sebabnya segala perubahan emosi ini benar-benar membuatku tak mengerti dengan diri sendiri. Untunglah Allah mengirimkan suatu pesan kepadaku melalui seseorang, seorang sahabat lama yang sudah belasan tahun tak bertemu, sang sahabat menanyakan keadaanku dan menanyakan jumlah anakku, dengan semangat aku menjawabnya dan dengan senang juga aku beritahukan tentang kehamilanku. setelah itu aku juga bertanya padanya tentang anak dan keluarganya. Namun dia begitu ikhlasnya mengatakan bahwa sampai saat ini keluarga mereka belum dikaruniai anak.. mungkin saja amanah dari Allah belum datang jelasnya.Subhanallah... saya benar-benar takjub dengan keikhlasan ini, saat ini saya sedang hamil, dan saya belum begitu sabar menghadapi kehamilan ini, sehingga perubahan emosi ini membuat saya terlarut di dalamnya, kenapa saya tidak seperti dia yang bisa sabar menunggu amanah Allah setelah sekian lama, sementara saya , sudah di kasih amanah itu.. saya belum bisa sabar menghadapinya... terima kasih ya Allah , Engkau telah mengirimkan seseorang untuk mengingatkan hamba tentang sebuah kesabaran yang sesungguhnya... semoga saja titipan Mu yang ada di rahim ini menjadi seorang yang penyabar kelak setelah dia lahir, semoga hamba bisa lebih sabar menjalani kehamilan ini.. amin..

Jumat, 21 Mei 2010

Yang terbaik menurut Allah


Jika kita seorang pendo'a sejati, pasti kita sering meminta kepada Allah agar Allah memberikan segala sesuatu yang kita inginkan, namun sering kali yang kita inginkan itu tidak begitu saja di kabulkan oleh Allah. Terkadang sebagian saja dari keinginan atau permintaan kita itu yang dikabulkan Allah, tapi bisa juga semua permintaan kita dikabulkan Allah, atau malah sebaliknya, tak satupun dari keinginan atau permintaaan kita di kabulkan Allah. So... what.. apakah Allah pilih kasih terhadap hambanya... atau Allah memberikan sesuatu yang memang pantas kita miliki karena itulah yang terbaik untuk kita. Yap... pernyataan yang terakhirlah yang benar...Karena sebagai manusia yang lemah dan serba kekurangan serta banyak permintaan, Allah maha tahu apa yang paling baik untuk kita. Bukan berarti jika kita minta sesuatu, dan ternyata Allah memberikan sesuatu tidak sesuai dengan permintaan kita, itu berarti, Allah pilih kasih terhadap hambanya. Tapi, apa yang di berikan Allah pada kita yang tidak sesuai dengan permintaan kita itulah merupakan yang terbaik untuk kita pada saat itu dan seterusnya. Kalau anda tidak percaya, cobalah anda mengingat kembali sebuah doa anda di masa lalu yang tidak dikabulkan Allah, namun Allah memberikan pilihan yang sesuai dengan kehendakNya. pastilah anda akan merasa beruntung saat ini, karena doa masa lampau itu tidak dikabulkan Allah, dan ternyata Allah memberikan pilihan berbeda.Salah satu contohnya, mungkin saja ketika suatu kali anda memohon agar di jodohkan dengan seseorang yang menurut anda sudah memenuhi kriteria anda sebagai seorang calon pendamping seumur hidup anda, namun kenyataannnya Allah malah menjauhkan seseorang yang anda maksud itu, dan menggantikannya dengan seseorang yang bahkan sama sekali tidak terlintas di pikiran anda. Tapi... ketika anda ikhlas menerima jodoh yang dipilihkan Allah untuk anda itu dan andapun menjalani rumah tangga anda sesuai degan tuntunan Allah, maka setelah sekian tahun kemudian, atau tepatnya sekarang, anda di pertemukan kembali dengan seseorang yang dulu anda inginkan, ternyata kehidupannya tidak sesuai dengan tuntunan Allah dan rasulNya. Ketika itulah anda merasa beruntung, Allah telah memberikan jodoh yang sekarang ini untuk anda. Dan anda akan berkata dalam hati untunglah bukan dia jodohku....Hal diatas merupakan salah satu contoh saja, masih banyak lagi contoh-contoh lain yang bisa terjadi pada anda termasuk saya. Jadi.. untuk selanjutnya, marilah kita berdoa kepada Allah agar Allah memberikan yang terbaik bagi kita, Apapun doa kita, mintalah yang terbaik untuk kita, dan ketika Allah telah memberikannya, meskipun itu tidak sesuai dengan yag kita inginkan, maka jalanilah itu dengan segala keikhlasan.. karena pada akhirnya memang itulah yang terbaik untuk kita menurut Allah.... salamat berdo'a

Rabu, 05 Mei 2010

3 kata ajaib dalam mendidik anak


Seringkali kita memperhatikan entah anak kita atau anak orang lain, nakal, kasar bahkan hyper tantrum... kadang jika keinginan mereka tidak terpenuhi, maka benda-benda yang ada di sekitar mereka akan segera melayang kepada orangtuanya, atau kemana saja arah tangan mereka melempar benda itu.
Aku pernah mengalami hal itu, meskipun bukan anakku sendiri yang berbuat seperti itu { semoga Allah menjaga anak-anakku dari sifat buruk yang demikian}, salah seorang anak kerabat kebetulan sedang main kerumah, entah kenapa si anak marah dan melempariku dengan roti yang baru dimakannya setengah, ketika keinginannya untuk menyetel DVD yang dimintanya tidak dapat ku penuhi. bukannya aku tidak mau, tapi adik dari si anak tersebut juga menginginkan menyetel DVD yang judulnya berbeda, karena yang meminta pertama kali adalah si adik, maka aku memenuhi keinginan adik itu, namun baru saja DVD kunyalakan si kakak marah dan minta di ganti dengan DVD lain, aku menolak mengganti seraya menjelaskan agar si kakak menonton DVD yang diinginkannya setelah DVD adek selesai. si kakak tidak menerima dan melempariku dengan roti yang baru dimakan setengahnya.Aku kaget luar biasa, orangtua mereka segera mencubit dengan kasar anak yang masih berumur 4 tahun itu sehingga si anak menangis dan bertambah marah. Hatiku berkata kasihan sekali anak-anak ini, apa mereka tidak diajarkan 3 kata ajaib yang sering kita lakukan dan dengarkan...3 kata itu adalah kata maaf, terima kasih , dan tolong...Kata-kata ajaib itu tidak saja kita ajarkan secara lisan kepada anak-anak kita, ajarilah dengan contoh dari kita... Sebagai orang tua, kitalah orang pertama yang di tiru oleh anak, subhanalllah, yang sudah mengatakan melalui rasulullah, bahwa anak yang baru dilahirkan adalah ibarat kertas putih.. tergantung orang tuanya apakah anak itu mau jadi orang baik atau orang jahat. Saat itulah peran kita sebagai orang tua sangat di perlukan, apa yang kita lakukan terhadap anak, maka hal itulah yang di tirunya, apapun yang kita kerjakan secara tidak sengaja telah memberikan contoh kepada anak-anak kita, oleh karena itu sebelum terlambat, jika kita ingin anak kita baik, maka kitalah yang harus lebih baik dulu.Jika anak kita terbiasa dengan lemah lembut dan kata kata santun seperti tiga kata ajaib diatas, insyaallah mereka akan seperti itu juga ketika mereka berada diluar keluarga mereka, karena hal itu sudah menjadi kebiasaan mereka . kita bisa memulainya dengan meminta maaf kepada mereka ketika kita melakukan kesalahan, misalnya seperti kejadian diatas, orangtuanya yang buru-buru mencubit anak itu dengan kasar, jika orangtua igin berubah, maka buru-burulah minta maaf, karena telah mencubitnya, lalu ajak juga anak untuk minta maaf kepada orang yang telah dilemparinya tadi, setelah itu, berterimakasihlah kepada anak karena sudah mau minta maaf dan mengakui kesalahannya. Lalu ajak anak mengatakan kata 'tolong' ketika dia menginginkan atau membutuhkan sesuatu dengan cara kita terlebih dahulu mengucapkan kata 'tolong' ketika kita meminta anak untuk melakukan sesuatu.Ketika anak melakukan kesalahan, sebaiknya jangan menyakitinya secara fisik, seperti mencubit, memukul dan lain sebagainya. alangkah baiknya anak kita hukum dengan cara memintanya untuk duduk di kursi hukuman selama beberapa menit, setelah hukuman selesai, jelaskan padanya kenapa kita menghukumnya dan berikan kesempatan kepadanya untuk meminta maaf atas apa yang dilakukannya.Demikian seterusnya jika si anak melakukan kesalahan, jangan sekali-kali menyakiti fisik dan hatinya. Ingatlah mereka adalah titipan Allah, kita sebagai orangtua akan di mintapertanggung jawabannya kelak atas titipan dan amanah yang telah di berikan kepada kita. Semoga kita semua, khususnya saya, bisa lebih baik dari hari ini dalam mendidik anak-anak kita . Semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita dalam mengemban amanah ini. amin...

Senin, 03 Mei 2010

Menjalani Proses dalam pernikahan


Makna kata 'Pernikahan' tidaklah sesederhana kata itu sendiri...dalam pernikahan itu terdapat beribu bahkan berjuta proses, salah satunya sub bahan prosesnya adalah proses belajar. Proses belajar menjadi suami atau istri, proses belajar menjadi ibu atau bapak, proses belajar membentuk keluarga yang diidamkan, proses belajar memenej rumah tangga dan berbagai proses belajar lainnya. Jika kita mau dan ikhlas mengikuti semua proses itu.. insyallah berhasillah kita mencapai satu dari sekian banyak kebahagiaan dalam pernikahan.
Sama halnya dengan manusia yang menjalani berbagai proses dalam hidupnya, mulai dari dalam rahim ibu sampai dia lahir dan menjadi seorang anak keci, remaja, dewasa dan kemudian menikah serta melakukan proses baru, dalam pernikahan pun kita akan menjalani suatu proses belajar menjalani kehidupan pernikahan dari sejak sebelum kita memutuskan menikah dan selanjutnya menikah dan mempunyai anak. Tidak hanya sampai di situ, kita harus menjalani proses belajar mendidik anak yang sesuai dengan ketentuan agama kita agar apa yang kita inginkan mencapai hasil maksimal. Untuk mencapai hasil itu tidaklah semudah membalik telapak tangan, sama halnya belajar di sekolah, proses yang satu ini juga harus kita pelajari, memang tidak harus duduk manis di bangku sekolah, tapi cukup dengan banyak membaca buku pengetahuan untuk melewati proses ini, da mengamati berbagai pengalaman kerabat, tetangga atau saudara yang sudah terlebih dahulu masuk ke dalam proses ini. Saya tidak menganjurkan agar kita benar-benar menerapkan proses yang sedang kita jalankan sama persis dengan proses yang kerabat atau saudara anda lakukan. Namun contohlah yang baik menurut Alquran dan hadist saja dari perjalanan proses mereka itu. Sedangkan yang tidak sesuai dengan Alquran dan Hadist jangan anda ikuti. Tapi satu hal yang sangat perlu anda ikuti adalah bagaimana, Rasulullah menjalani proses pernikahan beliau.