Selasa, 10 Agustus 2010

Hampa



Sesak, hampa, gelisah, tak berdaya, itulah sekelumit rasa yang ada, oksigen menghilang dari otak, darah serasa tak membawanya menuju otak, benar-benar hampa, gelap menghampiri jiwa. Akankah ini akhir dari segalanya?
Ketika putus asa menerpa diri yang sedang menanggung sebuah ujian iman, ketika itu dunia serasa akan ditinggal selamanya. Diri yang putus asa benar2 senyuman kemenangan bagi si penggoda iman, para syaithan. Laknatullah itu menari-nari di pelupuk mata, membuat putus asa semakin meraja. Diri dibuat lupa dengan sang Pencipta. Laknatullah kembali membisikkan kata manisnya putus asa. Iman yang lemah seakan tak berdaya.
Cukup! Iman! Segeralah bangkit, halau rasa putus asa yang di hantamkan syaithan kepada diri yang tidak berdaya. Hujamkan ke dalam diri kalimat semangat dari Rabbnya. Kobarkan kalimat suci itu kedalam diri yang tak berdaya ini.
wahai putus asa segeralah sirna, manakala iman kembali menampakkan dirinya, berupa kesabaran seorang hamba menghadapi ujian iman. Kesabaran berkata, ujian yang kau derita hanyalah setitik dari ujian yang akan kau terima di akhir masa. Lalu sanggupkah sang putus asa mengalahkan diri yang mulai bersimbah dengan kekokohan iman dan berbalut kesabaran.
Aku rasa tak akan ada yang sanggup melawan kekokohan iman yang berbalut kesabaran ini. Tidak sang putus asa, tidak juga para syaithan sang pembuat putus asa itu. Aku ingin sekali menikmati kemenangan diri dari keputusasaan ini, kemenangan iman dan kesabaran, hingga suatu saat takkan ada syaithan yang berani menyusupkan rasa putus asa kedalam diri ini.
Rasa putus asa ketika menghadapi ujian, sebuah penyakit yang tidak di ketahui, yang membuat diri hampir pingsan setiap saat jika tidak berbaring. dalam keadaan berbaring sekalipun diri yang sedang putus asa ini, kadang di sergap perasaan dan gejala pingsan yang entah sampai kapan.
Hanya Allah yang membuat diri masih bisa merasakan iman yang mulai bertambah hanya kepadaNya diri berserah, karena Dia yang menciptakan diri yang tak sempurna.
Wahai diri, ujian bukan untuk membuatmu putus asa, namun ujian adalah untuk kau nikmati dan kau rasakan sebagai karunia Ilahi. Teruslah bertahan demi titipan Ilahi yang tidak semua orang di percaya untuk di titipi. Amanah ilahi yang hanya di berikan kepada wanita pilihan, wanita sejati, yang pasti mampu memanggul amanah besar ini.
Wahai diri berbahagialah dan tersenyumlah, menghadapi ujian yang beberapa bulan lagi kan berlalu.
Wahai diri,berbahagialah karena engkau adalah salah satu wanita beruntung yang di pilih sang Ilahi...
mgg ke 30, 16 juli '10

sampai kapan rasa trauma ini kan bercokol d hati, sekuat rasa ingin menghancurkan trauma, sekuat itu pula trauma kembali menghantui jiwa. sekuat hati hanya hasbunallah wanni'malwakil, ni'malmaulawanni'mannashir.. Sekuat itu juga para syaitan menarik diri kedalam trauma, bisikan syaitan membuat sugesti untuk diri agar bergantung kepada makhluk, bukan kepada khalik.
Ya rabb, tolonglah diri agar hanya bergantung kepadaMu. Jangan biarkan diri tergelincir kejurang penghambaan selain kepadaMu, ya rabb, hilangkan rasa wahm ini dari diri yang sangat lemah ini, jadikanlah di dalam diri hanya satu tempat bergantung dan sugesti hidup yaitu hanya padaMu ...amin



kata mereka...
Saya mau menanggung segala apa yang kamu alami selama hamil ini, jika saja saya hamil, saya bersedia merasakan rasa yang terjadi padamu sekarang, saya bersedia pingsan seperti yang kamu alami, atau muntah-muntah berkepanjangan, seperti yg kamu alami juga, bahkan saya rela pusing sepanjang masa kehamilan saya, sama persis seperti yang kamu rasakan, andai saja Allah memberika kehamilan itu kepada saya, maka saya bersedia merasakan segala keputusasaan yang kamu rasakan, saya akan mengganti rasa putus asa itu menjadi harapan terhadap kehadiran buah hati saya kelak, pasti hari itu adalah hari yang sangat membahagiakan bagi saya dan keluarga saya. Saya akan mengganti rasa putus asa itu dengan rasa indahnya tendangan kaki mungil yang sedang berkembang dalam rahim saya, saya akan menikmati itu walaupun dalam keadaan sakit yang luar biasa.
Apa kamu mau memindahkan janinmu ke rahim saya, ayolah... Saya mohon, kamu tidak sanggup merasakan derita selama kehamilan ini kan? saya dengar kamu putus asa dan sangat menderita dengan kehamilanmu, bahkan kadang kamu merasa seperti akan hengkang dari dunia, daripada kamu dikuasai syaitan seperti itu, maka pindahkanlah janinmu kerahim saya, agar kamu tidak merasakan penderitaan lagi seperti yang di bisikkan para syaitan kepadamu. Ayolah.. Ini takkan berarti apa2 bagimu...
Wahai sahabat terima kasih atas saranmu, takkan ku biarkan siapapun datang mengganggu. Jika kau pikir aku akan kalah dari keputusasaan yang di hantamkan syaitan kepadaku, maka kau salah. Aku sangat menikmati tendangan kecil janin ku, yang tak semua orang bisa merasakannya termasuk dirimu, jika kau mau janin bersemayam di rahimmu dan semua penderitaan yang kau sebutkan tadi, kau bisa memintanya kepada Allah sang pemberi segalanya, Beliau akan memberikannya kepadamu dengan senang hati, tapi jika Allah belum memberimu, maka mungkin saja kau belum pantas untuk di beri, dan hanya aku yang pantas mendapatkan kehormatan kehamilan ini..
Maaf ya sahabat, seberat apapun rasa putus asa yang di bisikkan syaitan kepadaku, dengan ijinNya aku pasti bisa menghilangkan rasa putus asa itu. Aku sudah berjanji kepadaNya untuk lebih kuat lagi menahan rasa putus asa ini. Dan aku juga memohon kepadaNya agar aku di beri kesempatan untuk merawat janinku kelak setelah dia lahir, serta mendidiknya menjadi anak yang saleh. Dan aku sangat yakin Allah akan mengabulkan permohonanku, karena Dia sudah menitipkan amanah ini padaku, maka itu artinya Dia juga yang akan menjagaku dari keputusasaan yang di kirimkan syaitan, musuhnya..
Sahabat aku harap kamu jangan terpengaruh oleh keputusasaan yang di bisikkan syaitan kepadamu, kita berada dalam posisi yang sama sahabat, sama-sama di hasut oleh syaitan agar terjerumus kelembah putus asa. aku tau kamu sudah terlalu lama menunggu kehadiran janin di rahimmu. saranku sahabat, teruslah memohon kepadaNya, serta maksimalkan usahamu. Semoga saja suatu hari nanti, Dia berkenan mengabulkan permohonanmu, dan kaupun akan merasakan nikmatnya gerakan si mungil ini di dalam rahimmu..

Motivasi




Itulah sifat manusia, kalau sudah di uji dengan penyakit, baru ingat kematian yang bisa datang kapan saja, tapi ketika badan segar bugar ingatkah manusia itu tentang kematian yang akan menjelang? Walau bagaimanapun hal ini masih lebih baik, daripada tidak mengingat sama sekali akan datangnya kematian itu.
Masalahnya adalah jika kita sudah mengingat akan kematian yang bisa datang kapan saja, sudahkah kita mempersiapkan diri menghadapinya. Sudah sebanyak apa amal ibadah kita, sudah seberapa dosa yang telah di ampuni rabb. Siapkah kita bertemu Allahurabbi, atau malah terlempar ke neraka jahannam sebelum sempat meliha catatan amalan selama hidup di dunia. Lalu apa yang harus kita lakukan, sementara penyakit masih mengerogoti badan, rasanya untuk salat saja sangatlah susah?
Tentu saja kita harus tetap melakukan ibadah untuk mempersiapkan diri jika pada akhirnya sang malaikat maut menjemput. Lakukanlah ibadah itu semampu kita, bertobatlah kepada Allah yang maha pengampun, semog saja tobat nasuha yang kita pankatkan dengan sungguh2 akan di terima Allah, dan mempermudah kesembuhan kita atau kematian kita.
Satu lagi janganlah pernah berputus asa dengan rahmat Allah. Apakah kesembuhan atau kematian yang di berikan Allah, keduanya merupakan rahmat yang terbaik yang di berikan Allah kepada kita. dan jangan merasa diri paling menderita, coba lihat seorang anak kecil yang sedang terbaring koma di salah satu rumah sakit di bekasi. Hanya karena bercanda dan didorong temannya hingga leher dan kepalanya terbentur di meja, anak itu kini sedang menghadapi masa tersulitnya, antara hidup dan mati. Kalau kita perhatikan, lebih menderita siapa? Anak itu atau kita? Anak itu benar-benar koma dan tidak menyadari bahwa alat bantu rumah sakit masih membuatnya bertahan hidup, tentunya dengan seijin Allah. Sementar kita, hanya di beri Allah rasa pusing di kepala dan sesak didada, mual, muntah, lemah, walaupun itu membuat diri hampir pingsan. Tapi anak kecil yang bernama yoga itu malah sudah koma, dan tak pernah menyadari dia ada di mana...
jadi syukirilah rahmat yang di berikan Allah kepada kita, berupa sakit maupun berupa sehat.
Satu lagi contoh yang dapat di lihat, seorang ibu hamil yg baru hamil 7 bulan, terpaksa harus di caesar karena si ibu menderita penyakit gagal ginjal, dan si ibu harus menjalani cuci darah dua kali seminggu dalam keadaan koma. Alhamdulillah sekarang si ibu sudah sadar, meskipun masih bedrest. Sementara bayinya juga harus berjuang melawan tubuh ringkihnya yang belum seharusnya menghadapi kehidupan dunia fana ini.
Coba kamu renungkan betapa beruntungnya dirimu yang hanya di uji dengan sedikit penyakit, sepantasnyalah kamu lebih sabar dalam menghadapi penyakitmu..

Untuk diriku sendiri dan adik2ku yang sedang sakit di kampung.
31 juli 10

Ruqyah



Ruqyah.. Biasanya kata2 itu yang aku ucapkan kepada adikku. Karena keputusasaannya dengan penyakit yang di deritanya selama setahun ini. Adikku sudah pernah dirawat dan di cek segala rupa, mulai dari USG, endoskopi sampai pemeriksaan laboratorium, namun hasilnya menurut dokter tidak ada penyakit yang terlihat dari hasil pemeriksaan itu, semua hasil pemeriksaan itu mengatakan bahwa adikku sehat- sehat saja. Padahal adikku merasakan sakit yang luar biasa di perutnya , hingga membuat doa mual, muntah bahkan pusing seperti mau pingsan. Walhasil dokter hanya memberikan obat penenang kepada adikku, dan menyarankan agar adikku berkonsultasi dengan psikolog, kenyataannya setelah semua saran itu diikuti adikku, tetap saja penyakit itu masih dirasakannya. Bahkan tubuhnya semakin hari semakin pucat dan kurus. akhirnya aku menyarankan agar adikku di ruqyah saja. Sayangnya di kampungku belu ada ruqyah syar'iyah sebagaimana di jakarta dan sekitarnya, jadi adikkupun belum sempat di ruqyah. Aku sarankan untuk di ruqyah di bekasi saja, tapi adikku belum cukup kuat untuk menempuh perjalanan yang lumayan jauh itu. Dengan kata lain dia masih terpaksa mengkonsumsi obat dari dokter yang biasa di minumnya walaupun obat2an itu tidak banyak membantu . Kadang aku kasihan mendengar curhatnya yang sudah berputus asa dengan penyakit yang di deritanya itu. Aku hanya bisa mensupport dan berdoa dari jauh, semoga saja Allah memberikan kekuatan kepadanya dan keluarga kecilnya, dan semoga Allah memberi dia kesempatan untuk di ruqyah di bekasi ini.
Masalahnya sekarang adalah, ternyata ruqyah itu juga perlu untukku, karena akhir-akhir ini aku merasa hantaman was-was yang luar biasa dari syaitan laknatullah. Saat aku mengalami pusing dan serasa mau pingsan. Karena selama hamil ini, aku sering merasakan hal itu, tapi yang terparah ketika aku pingsan di sebuah mall, dan aku terpaksa di gotong menggunakan tandu beramai-ramai oleh satpam mall tersebut. Sejak saat itu rasa pusing dan mau pingsan melandaku hampir setiap hari. Di saat rasa itu datang syaitanpun melancarkan serangan was-wasnya kepadaku. Di dalam pikiranku di tanamkan akan datangnya ajalku sebentar lagi, serta di tanamkan ketakutan-ketakutan yang membuatku putus asa dengan penyakitku ini. Karena hampir tiap minggu aku kedokter dan diberikan obat2an yang salah satunya adalah obat penenang. Aku berpikir, bagaimana dengan bayiku, jika aku tergantung dengan obat2an itu, apalagi obat2an itu tidak banyak membantu. Rasa pusing dan sesak didada masih setiap hari kurasakan.
Akhirnya aku minta ijin suamiku untuk di ruqyah. Alhamdulillah si bapak mengijinkan. Dan pada suatu malam, akupun di ruqyah di temani suami dan anak2 ku. Setelah ustad habib membacayan ayat2 ruqyah beberapa kali, gejala aneh mulai terasa, aku merasakan kesemutan di kepala, dan sangat haus. Aki di berikan air putih yang juga dibacakan ayat ruqyah, setelah aku meminumnya, aku merasa mual dan.. Beberapa saat kemudian akupun muntah, selanjutnya pijitan di pundak yang memang dilakukan ustad habib selama aku di ruqyah seiring dengan bacaan ayat ruqyah, terasa sangat sakit sekali, padahal sebelumnya aku masih sanggup menahannya, namun kali ini aku terpaksa berteriak karena tidak tahan dengan rasa sakit itu.
Alhamdulillah, setelah muntah2 itu, kepalaku dan badanku terasa lebih ringan dan setelah di bacakan ayat ruqyah untuk terakhir kalinya, rasa aneh tadi sudah tidak ada.. Alhamdulillah aku merasakan kelegaan dan ketenangan yang sudah lama tidak aku rasakan..
Terima kasih ya Allah telah mengembalikan kesehatanku melalui ruqyah, terima kasih juga kepada ustad habib yang bersedia meruqyahku.. Alhamdulillah sekarang aku jadi lebih tenang, rasa sesak dan pusing sudah tidak aku rasakan lagi, apalagi rasa was-was yang sering menghantuiku. Saran ustad habib aku harus tetap mnjaga wudhu, dan membaca doa alma'tsurat setiap hari, di tambah dengan ibadah sunah lainnya. Semoga saja Allah selalu memberikan kekuatan dan kesabaran serta keistiqamahan kepadaku untuk melaksanakan saran ustad habib.

Mencari tempat salat


Bete banget kalau di suruh nunggu, apalagi nunggu di tempat yg tidak kita sukai. Hari ini keluarga kami pergi ke mall mangga dua. niatnya mau benerin cpu pc, tapi akhirnya si bapak malah beli yg baru cpunya, sudah sangat ketinggalan jaman kata yang punya toko. Seperti biasa, si bapak pasti termakan bujukan yang punya toko untuk membeli yang baru, akhirnya hargapun di sepakati, dan untuk merakit cpu baru, maka kami harus menunggu kurang lebih 2 jam. diantara waktu menunggu kami pergi mencari musalla, karena kami belum salat lohor, ternyata setelah berkeliling dan beberapa kali tanya satpam, musalla yang dimaksud tidak berhasil kami temui, dan walhasil lewatlah sudah waktu lohor. Sesuai perjanjian jam 5 sore cpu baru kami sudah selesai di instal, kami pun kembali ke toko tadi. Ternyata cpunya masih belum selesai di install, karena bosan menunggu akhirnya aku memutuskan untuk makan di hoka bento di lantai 3 mall ini, si bapak menolak ketika di ajak makan, nanti cpunya malah tidak di install atau di kerjakan, dan akan semakin lama menunggunya bapak memberi alasan.Jadinya aku dan syifa saja yang makan di hoka-hoka bento, ketika kami sedang makan, sekilas aku melihat orang salat di sudut pintu darurat di mall itu. Aku dan anakku buru-buru menghabiskan makanan kami, selagi masih ada jam salat asar, kami harus melakukan salat . Alangkah leganya hati ini ketika ternyata di sana memang disediakan tempat salat tak resmi hanya terdapat beberapa sajadah dan mukenah. Biarlah.. Yang penting kami bisa salat, meskipun di depan tempat salat kami banyak orang yang berlalu-lalang. Aku dan anakku menunggu magrib datang di sudut ruangan itu. waktu magribpun tiba dan kamipun salat magrib berjamaah kembali.
Alhamdulillah lega rasanya jika kewajiban itu telah tertunaikan...

Sesuai perjanjian jam 5 sore cpu baru kami sudah selesai di instal, kami pun kembali ke toko tadi. Ternyata cpunya masih belum selesai di install, karena bosan menunggu akhirnya aku memutuskan untuk makan di hoka bento di lantai 3 mall ini, si bapak menolak ketika di ajak makan, nanti cpunya malah tidak di install atau di kerjakan, dan akan semakin lama menunggunya bapak memberi alasan.
Jadinya aku dan syifa saja yang makan di hoka-hoka bento, ketika kami sedang makan, sekilas aku melihat orang salat di sudut pintu darurat di mall itu. Aku dan anakku buru-buru menghabiskan makanan kami, selagi masih ada jam salat asar, kami harus melakukan salat . Alangkah leganya hati ini ketika ternyata di sana memang disediakan tempat salat tak resmi hanya terdapat beberapa sajadah dan mukenah. Biarlah.. Yang penting kami bisa salat, meskipun di depan tempat salat kami banyak orang yang berlalu-lalang. Aku dan anakku menunggu magrib datang di sudut ruangan itu. waktu magribpun tiba dan kamipun salat magrib berjamaah kembali.
Alhamdulillah lega rasanya jika kewajiban itu telah tertunaikan...
Jadinya aku dan syifa saja yang makan di hoka-hoka bento, ketika kami sedang makan, sekilas aku melihat orang salat di sudut pintu darurat di mall itu. Aku dan anakku buru-buru menghabiskan makanan kami, selagi masih ada jam salat asar, kami harus melakukan salat . Alangkah leganya hati ini ketika ternyata di sana memang disediakan tempat salat tak resmi hanya terdapat beberapa sajadah dan mukenah. Biarlah.. Yang penting kami bisa salat, meskipun di depan tempat salat kami banyak orang yang berlalu-lalang. Aku dan anakku menunggu magrib datang di sudut ruangan itu. waktu magribpun tiba dan kamipun salat magrib berjamaah kembali.
Alhamdulillah lega rasanya jika kewajiban itu telah tertunaikan...
Sesuai perjanjian jam 5 sore cpu baru kami sudah selesai di instal, kami pun kembali ke toko tadi. Ternyata cpunya masih belum selesai di install, karena bosan menunggu akhirnya aku memutuskan untuk makan di hoka bento di lantai 3 mall ini, si bapak menolak ketika di ajak makan, nanti cpunya malah tidak di install atau di kerjakan, dan akan semakin lama menunggunya bapak memberi alasan.
Jadinya aku dan syifa saja yang makan di hoka-hoka bento, ketika kami sedang makan, sekilas aku melihat orang salat di sudut pintu darurat di mall itu. Aku dan anakku buru-buru menghabiskan makanan kami, selagi masih ada jam salat asar, kami harus melakukan salat . Alangkah leganya hati ini ketika ternyata di sana memang disediakan tempat salat tak resmi hanya terdapat beberapa sajadah dan mukenah. Biarlah.. Yang penting kami bisa salat, meskipun di depan tempat salat kami banyak orang yang berlalu-lalang. Aku dan anakku menunggu magrib datang di sudut ruangan itu. waktu magribpun tiba dan kamipun salat magrib berjamaah kembali.
Alhamdulillah lega rasanya jika kewajiban itu telah tertunaikan...

Kamis, 05 Agustus 2010

menjadi penulis

Itu yang terlintas di benakku setelah sekian lama di rumah. Aku biasanya bekerja di Sebuah Rumah Sakit swasta ternama di Bekasi. Namun setelah memutuskan berhenti bekerja untuk menjaga dan merawat sendiri anakku, serta menjadi ibu rumah tangga sejati, aku mulai bingung dengan rutinitas yang berubah ini. Biasanya sibuk di tempat kerja, sekarang sudah tidak ada lagi yang harus di kerjakan setelah semua pekerjaan rumah selesai. Akhirnya Suamiku membelikan beberpa buah buku, dari buku Fiksi sampai buku Nonfiksi.

Ternyata Buku-buku itu tidak bisa menghilangkan kejenuhanku di rumah, aku mulai berpikir sebaiknya aku melakukan usaha, atau mungkin jualan. Setelah hal ini kuutarakan kepada suamiku, beliau tidak setuju, beliau tidak mau waktuku nanti tersi

ta untuk usahaku

dan anak-anak terlupakan. Sempat marah juga mendengar penolakan itu, tapi...harus bagaimana lagi, aku sudah memilih dia menjadi suamiku dan aku harus mematuhinya, karena aku tidak mau di anggap Allah sebagai istri yang durhaka.Lama aku merenung, apa yang sebaiknya aku lakukan, agar aku tidak bosan dan suamikupun mendukung. Aku sampai pada suatu kesimpulan, sebaiknya aku menulis saja. Karena menulis bisa kulakukan di rumah, tanpa harus meninggalkan dan melupakan anak-anak. Dan menulispun bisa aku lakukan setelah malam hari ketika anak-anak seudah tidur, atau ketika sebelum subuh, dimana anak-anak belum bangun.Maka kembali aku mengutarakan niatku kepada suami. Meskipun tidak antusias, dia mengijinkanku untuk menulis, kebetulan kami punya komputer di rumah, yang juga sesekali digunakannya untuk pekerjaannya.Karena aku tidak punya basic dari fakultas sastra atau jurnalis, maka aku berkeinginan untuk belajar menulis. Untunglah suatu ketika aku membaca sebuah artikel di Majalah Ummi yag menyatakan akan mengadakan pelatihan penulis cerita anak. Dengan tidak membuang kesempatan, aku pun mendaftar dan mengikuti pelatihan itu. Pelatihan yang diadakan setiap hari sabtu itu aku datangi dengan membawa anggota keluarga lengkap Aku terpaksa mengajaknya disamping aku masih memberikan ASI , juga tidak ada pembantu atau baby sitter tempat aku menitipkan anakku.Setiap sabtu, aku

lakoni mengikuti pelatihan itu, selama 4 kali pertemuan, dan akupun berhasil mengantogi sebuah sertifikat pelatihan menulis cerita anak, dengan nilai B. Aku sangat ingat waktu itu tutorku antara lain Zirlifera Jamil pemred UMMI, Ali Muakhir, Penulis di Mizan, dan Eka Wardhana, penulis di Syamil. Mereka bertiga adalah para motifatorku untuk menulis ini. Di sela- sela pelatihan mereka berujar, bahwa bakat menulis seseorang tidak lah berguna di bidang ini jika tidak diiringi latihan menulis. Bakat 1% pu sudah memadai jika diiringi dengan latihan, latihan dan latihan di 99 % nya.Saat itu aku benar-benar berada pada tingkat semangat yang paling tinggi, setelah selesai pelatihan itu aku mulai menulis. Apalagi waktu itu bulan ramadhan, setelah salat tarawih, aku buru-buru tidur, dan bangun jam satu malam, untuk salat tahajud , setelah aitu aku menulis samapai jam tiga, baru aku menyiapkan makanan untuk sahur. Setelah subuh, aku menulis lagi sampai jam mengantarkan sulungku sekolah. Dan ketika sulungku sekolah aku menulis lagi satu jam, baru kemudian berbenah dirumah dan bermain bersama bayiku. Setelah bayiku kelelahan dan tidur, aku menjemput sulungku yang baru di TK itu, kemudian aku menulis lagi, sampai sore, tentunya diselingi istirahat, untuk salat dan menemani si sulung bermain. Sorenya aku menyiapkan hidangan untuk buka puasa. Demikian aktifitasku setiap hari selama bulan ramadhan.Alhamdulillah aku berhasil merampungkan sebuah novel anak islami dalam waktu

sebulan itu, yang lebih kurang 100 halaman. Termasuk setelah ku edit sedikit di beberapa bagian. Setelah tulisan itu jadi, aku mulai bingung untuk mencari sebaiknya kemana aku harus mengirimkan tulisanku ini. Disinilah penurunan mood terjadi. Aku mencoba mengirim tulisan-tulisanku, mulai dari Novel anak islam tadi, sampai beberapa cerpen anak islam, ke berbagai penerbit dan media cetak, namun tak satupun balasan ku terima. Lebih kurang dua tahun tulisanku mengendap di file komputer. Sementara itu beberapa fiksi anak masih aku tulis meskipun sudah tidak sebanyak yang lalu.Suatu kali aku bertemu kerabat yang mempunyai percetakan, aku bertanya pada kerabat tersebut apakah dia punya link ke penerbit, dan ku jelaskan tentang kegiatanku yang sedang menulis fiksi anak. Sang kerabat memberikan sebuah nomor telpon yang ternyata adalah no HP seorang owner penerbitan. Tanpa menunggu lama aku langsung menelpon Pak Syafak demikia nama beliau , beliau adalah pemilik pernerbitan Media Sukses. Setelah memperkenalkan diri, aku bercerita tentang keinginanku untuk menerbitkan sebuah buku. Ternyata perusahaan ini belum pernah menerbitkan tulisan fiksi, apalagi fiksi anak. Akhirnya beliau menyarankan aku agar membuat tulisan non fiksi tentang keseharian yang bersifat motifasi. Beliau memberikan ide, agar aku menulis tentang pembantu rumah tangga, yang sangat dibutuhkan tapi dalam waktu yang sama juga tidak di hargai.Beberapa hari aku memikirkan saran Pak Syafak ini, sebelum akhirnya aku menerima tawaran itu, alasannya sederhana, karena aku belum pernah menulis non fiksi,

serta belum pernah mengikuti pelatihan menulis non fiksi. Tapi disini aku merasa di beri kepercayaan dan suatu semangat yang luar biasa dari seseorang yang aku tidak mengenalnya sebelum ini. Tawaran itu aku terima dengan rasa percaya diri yang mulai aku bangun untuk menulis tulisan non fiksi. Aku harus kembali belajar, meskipun tidak mengikuti pelatihan sama sekali. Setidaknya aku bisa menulis dari keseharianku dulu yang memang pernah butuh pembantu sekaligus ’bermasalah’dengan mereka, demikian tekadku dalam hati.Mulailah aku mencari referensi dan bertanya kepada teman-teman apa yang mereka butuhkan dari seorang pembantu, dan bagaimana mereka berperilaku terhadap pembantunya. Tak lupa aku mencari referensi d buku psikologi dan buku agama terutama bab yang menyatakan bagaimana sebaiknya hubungan majikan dengan pembantunya atau orang yang bekerja padanya. Aku juga membaca beberpa buku yang menyangkut dengan ketenagakerjaan. Sambil membaca dan mendengarkan beberapa orang kerabat dan teman tentang pembantu mereka, aku mulai menulis sebuah tulisan yang berdasarkan pada kenyataan, dan bukan khayalan. Alhamdulillah, Allah selalu bersama hambanya yang sedang giat berusaha dan tentu saja berdoa.Sebelum tulisanku rampung, Allah mengabulkan sebuah permintaanku yaitu dengan di muatnya tulisanku yang berupa cerpen anak di sebuah Surat Kabar Mingguan di kampungku Sumatera Barat, yaitu Singgalang Minggu. Semangat menulispun kembali meningkat. Tidak berapa lama kemudian sebuah cerpen anak tulisanku pun di muat di majalah UMMI. Aku

sangat bersyukur kepada Allah atas semua karunia Nya ini. Tak terbayangkan betapa senangnya hati ini ketika melihat tulisanku hadir di sebuah koran dan majalah ternama.Akupun semakin bersemangat menulis. Dalam waktu kurang lebih tiga bulan aku berhasil menyelesaikan sebuah tulisan non fiksi tentang pembantu rumah tangga. Aku segera mengirimkan tulisan itu kepada Bapak Syafak yang juga merangkap sebagai editor di perusahaannya. Beberapa hari kemudian Pak Syafak menelponku dan mengabarkan tulisanku akan di terbitkan, namun harus di revisi dan di tambah di beberapa bagian.Aku sangat berterima kasih kepada beliau dan bersyukur kepada Allah, ternyata kemudahan sudah menghampiriku. Dengan bersemangat aku merevisi dan menambah lagi tulisanku sesuai yag disarankan oleh Pak Syafak. Seminggu kemudian selesai juga revisi itu dan aku segera mengirimkan kembali. Sebulan kemudian aku di minta Pak Syafak

untuk datang kekantornya guna menandatangani sebuah kontrak kerjasama. Alhamdulillah ya Allah. Dengan mengajak anakku Aku mendatangi kantor Pak Syafak, dan kontrakpun akhirnya aku tanda tangani. Setelah kontrak kerjasama di tangan aku memperoleh sejumlah buku yang sudah di terbitkan. Kebetulan dalam kontrak kerjasama ini aku akan memperoleh fee atau royaltinya setelah buku yang aku tulis terjual di pasaran. Dari sekian eksemplar yang terjual aku akan memperoleh feenya sekitar 7 % , dan kontrak tulisanku selama 3 tahun.Sekarang aku kembali memohon kepada Allah agar tulisanku dapat di terima oleh masyarakat. Dan Alhamdulillah aku mendapatkan fee dari tulisan ini kurang lebih satu juta rupiah setelah beberapa bulan bukuku berada di toko buku. Karena ada perjanjian kerjasama juga antara penerbit dan toko buku.Allah ternyata sangat sayang padaku, baru dua bulan buku pertamaku terbit, teryata aku mendapat telpon lagi dari Zikrul Hakim penerbit buku anak islam, bahwa tulisanku yang pernah aku kirimkan dulu akan mereka terbitkan , tapi sebelumnya juga harus di revisi di beberapa bagian. Aku segera menyanggupinya. Akupun mulai merevisi bagian-bagian yang harus di revisi sesuai dengan permintaan editor. Buku inipun akhirnya terbit. Seiring dengan terbitnya buku fiksi pertamaku, sang editor di zikrul menyarankan agar aku menjadikan ceritaku sebuah serial. Akupun megangguk setuju. Akhirnya aku mulai mencari ide lagi untuk seri selanjutnya dari seri pertama yang berjudul Laptop Ajaib.Novel anak ini berkisah tentang seorang anak yang mendapatkan sebuah laptop

sebagai hadiah dari keberhasilannya mengikuti lomba. Laptop ini sangat ajaib, jika Akbar nama si anak menyalakan Laptop itu, maka Akbar akan masuk kedalam permainan yang sedang dimainkannya. Lebih ajaib lagi laptop ini di sertai suara seorang anak-anak di setiap perintah atau apa saja yang di klik oleh Akbar. Petualangan seru ini juga menyebabkan Akbar lebih pintar dalam pelajaran Bahasa Arab dan tahfidz. Keseruan cerita ini aku lanjutkan di seri berikutnya, yang berkisah tentang Akbar dan teman-temannya dalam petualangannya di negeri sains bersama Lepi.Ketika menandatangani kontrak kerja dengan Penerbit zikrul, aku di minta untuk menandatangai kontrak lepas. Artinya tulisanku di kontrak selama lima tahun dengan uang sejumlah dua juta lima ratus ribu rupiah. Apapun yang terjadi dengan buku itu nanti, misalnya terjual atau tidak, maka aku tidak di bebankan apapun.Buku keduaku juga terbit dengan judul Berpetualang ke negeri sains bersama Lepi. Lepi adalah seorang anak laki-laki yang bertualang bersama Akbar di dalam laptop ajaibnya. Buku yang kedua Ini berkisah tentang petualangan Akbar yang berada di negeri yang semuanya terlibat kedalam sains. Petualangan ini sangat seru, karena akan ada beberpa pertanyaan diakhir petualngan Kabar sama seperti buku yang pertama. Jika Akbar tidak bisa menjawab pertanyaan itu maka dia tidak akan bisa keluar dari laptop msampai jam slat berikutnya datang, tentunya dia harus mengulang kembali permainan dan menjawab kembali pertanyaan yang

akan di berikan diakhir permainan. Kontrak kerja tulisanku yang ini juga sama dengankontrak kerja pada Buku Laptop ajaib.Setelah buku kedua ini terbit, aku juga membuat seri ketiganya yang ceritaya tentang kabar yang masih bersama Laptop ajaibnya bertualang menjadi dokter kecil. Isinya mengajarkan kepada anak-anak agar mereka bisa merawat diri mereka sendiri dan teman-teman mereka ketika mereka mengalami suatu kecelakaan yang harus segera di tangani. Semacam P3K. Atau pertolongan Pertama Pada Kecelakaan. Amun sayang buku yang ketiga ini belum di terbitkan, karena editor ku yang lama sudah tidak bekerja di zikrul hakim lagi, sehingga editor baru menolak tulisanku yang terakhir ini.Kehilangan Semangat MenulisHal ini yang sering melanda seorang penulis ketika ide tidak muncul maupun ketika tulisan tidak dimuat atau di terbitkan. Aku pernah mengalami masa-masa ini ketika tulisanku yang terakhir tidak di terbitkan oleh penerbit, parahnya lagi aku membiarkan saja semangatku yang hilang tanpa mau bangkit kembali selama kurang lebih dua tahun. Di akhir 2009 aku mulai tersentak dari kehilangan semangat menulis itu. Momennya adalah ketika aku membuka sebuah blog yang sudah lama tidak aku kunjungi yaitu blogku sendiri di internet. Setelah itu aku juga mulai kembali membuka situs www.penulislepas.com untuk menambah pengetahuan dan berlatih menulis. Aku mulai bergabung di situs ini dengan menulis tulisan non fiksi, meskipun hanya sebatas artikel. Mau tau apa yang membuat aku bersemangat menulis sekarang Ya... semangat menulis kali ini adalah semangat untuk menulis tulisan non fiksi,

karena biasanya aku menulis cerita anak atau fiksi anak islam. Meskipun ada dua novel anak islam hasil karyaku yang sudah di terbitkan oleh penerbit Zikrul, ternyata kedua buku itu tidak begitu terdengar di pasaran. Benar novel anak islam yang berjudul Laptop ajaib, dan Berpetualang bersama Lepi itu di pasarkan di toko buku besar, seperti Gramedia dan Gunung Agung, namun aku rasa penjualannya tidak sesuai yang diharapkan penerbit. Sehingga kedua buku itu sudah tidak terdengar lagi sekarang. Namun aku tidak berputus asa, aku tetap menulis cerita anak, karena aku rasa, banyak hal yang ingin aku sampaikan kepada para pembaca cilik tersebut, tapi entah karena tulisanku yang memang tidak berbobot dan tidak memenuhi standar penerbit, dari sekian banyak naskah yang ku kirim tak pernah ada kabarnya. Jika aku tanya pada penerbit jawabannya tidak pasti, atau kadang di oper dari satu editor ke editor lain. Akhirnya ceritaku untuk para pembaca cilik itu hanya tersimpan manis di file komputer dan CD.Lalu dimana cerita tentang semangat itu. Dari sinilah cerita tentang semangat itu berawal, beberapa tahun yang lalu aku pernah mengikuti program pelatihan menulis online dari Penulis Lepas.com. setelah program itu aku masih terus menulis cerita anak seperti yang kuceritakan diatas tadi. Sampai suatu saat aku "kehilangan mood" untuk menulis karena tidak adanya kabar

berita beberapa naskah yang sudah aku kirimkan ke penerbit, hingga suatu kali aku kembali membuka situs penulis lepas. com yang ternyata sudah berubah. Di situs ini, aku membaca tulisan Jonru yang isinya kurang lebih menyatakan sebaiknya para penulis lebih baik menulis tulisan non fiksi ketimbang tulisan fiksi, karena pasar non fiksi lebih banyak dibanding pasar fiksi. Dari sini aku tersadar, ternyata apa yang di sampaikan Jonru ada benarnya juga, selama ini meskipun aku sering menulis, kebanyakan tulisanku hanya berkutat di seputar cerita anak. Walaupun pada awalnya aku tidak berniat mencari 'keuntungan' dari menulis ini, karena niatku hanya ingin menyampaikan pesan bagi anak-anak agar mereka berada di 'jalur' yang benar, tapi pada kenyataannya tulisanku itu tidak akan sampai kepada mereka, karena tulisanku itu hanya tersimpan di file komputerku saja. dan aku harus berusaha memikirkan cara lain untuk menyampaikan pesanku ini, nah di sinilah semangat itu mulai muncul. Aku berharap dengan memperbanyak tulisan non fiksi yang aku tulis ini serta mempostingnya di Penulis Lepas.com dan blog-ku, akan mengantarkanku kepada suatu keadaan yang mungkin saja bisa membuat tulisanku untuk anak-anak itu kelak bisa terlaksana. Terima kasih kepada Jonru dan pengelola situs Penulislepas.com ini , aku harap setiap tulisan yang aku kirim bisa di muat di situs ini, dan bisa memberi manfaat kepada banyak orang. Terima kasih juga kepada Peng Kheng Sun yang bersedia memberi tanggapan untuk salah satu tulisanku. Semoga komentar yang membangun dari anda para pencinta situs ini akan sangat

membantu dan menambah semangatku untuk menulis tulisan non fiksi ini. Sekali lagi, terima kasih.....Semoga saja artikelku bisa di terima setiap pembaca yang singgah di situs itu amin...Aku saat ini juga sering menulis di Blogku sendiri diwww.laptopajaib.blogspot.com. Dibawah ini aku sertakan cover buku-buku. Jika ada yang berminat dengan buku ini anda bisa memesan langsung di penerbit Zikrul Hakim, dan Media sukses.Bagi bunda yang sedang merancang sebuah keinginan untuk menulis, saranku segeralah menulis saat ini juga. Carilah pelatihan jika memungkinkan. Dan teruslah menulis untuk mengasah kemampuan menulis anda, setelah merampungkan tulisan anda, segeralah kirim ke penerbit, jangan berputus asa jika tulisan anda belum di terbitkan. Jangan berfokus hanya pada satu penerbit. Kirim tulisan anda ke banyak penerbit, sekaligus. Dan sering- seringlah menelpon atau menanyakan kepada penerbit apakah tulisan anda layak terbit atau tidak, jika penerbit mnita anda merevisi tulisan anda, maka segeralah revisi tulisan itu.. Bergabunglah dengan kelompok penulis. Walaupun sebenarnya aku belum melakukannya. Aku sangat ingin bergabung, namun kesempatan dan waktuku untuk bergabung dengan mereka belum ada. Makanya aku cukup puas dengan bergabung di beberapa situs penulis dan menjadi follower di beberapa blog penulis. Satu lagi tips ku segeralah mencatat ide yang tiba-tiba muncul di sebuah buku saku yang harus anda bawa kemanapun anda pergi, karena jika ide yang muncul itu tidak segera anda catat, maka ide itu akan lenyap dan mungkin saja anda tidak mengingatnya lagi. Jadi jangan

sepelekan ide sekecil apapun. Ide yang sudah anda tulis, suatu saat anda baca kembali ketika anda ingin menulis, saya jamin dengan kemampuan yang anda miliki, ide itu akan segera anda tuangkan menjadi sebuah tulisan yang bagus.Jadi para bunda..... tidak ada istilah untuk menganggur di rumah. Meskipun kita sudah mempunyai tugas seabreg sebagai ibu dan istri, kita tetap harus mengembangkan diri, salah satunya dengan menulis. Dengan menulis semoga kita bisa menambah income keluarga, dan juga menambah wawasan kita. Karena salah satu sarat menjadi penulis adalah rajin membaca buku apa saja. Tentunya dengan rajin membaca wawasan ibu-ibu bertambah dan semoga masih tetap bisa “nyambung” dengan suami . Mungkin sebagian kita berpikir bahwa dengan di rumah dan hanya mengurus anak , suami dan rumah itu sudah cukup...tapi...harus ingat bunda.... suami kita terus berkembang dengan pekerjaan dan pengetahuannya. Sebagai seorang istri, kita jangan sampai mengalami ketimpangan atau ketidak nyambungan dengan suami.Oleh karena itu kita harus rajin membaca, dan belajar-hal-hal baru dalam menjadi ibu dan istri, salah satunya dengan menuangkan ide-ide kita dalam bentuk tulisan.. Selamat menulis...Semoga kita menjadi penulis dan ibu rumah tangga yang hebat dan sukses.Ini cover buku pertamaku yang berjudul Tips agar tidak gonta ganti pembantu Tahun 2006, Dan

Berpetualang ke negeri sains Desember 2007. Maaf cover Laptop Ajaib tidak aku temukan di internet, dan aku juga lupa memintanya waktu itu ke penerbit. Buku novel anak islam ini terbit di tahun 2007.

untuk calon buah hatiku


Anakku, taukah kamu, sesakit apapun rasa yang mendera tubuh ibu, dengan ijin Allah, ibu akan bersabar menahan sakit itu. Hampir tiap minggu ibu ke rumah sakit, untuk memeriksakan penyakit yang sedang ibu derita, sebenarnya ibu tidak ingin datang ke dokter, dan meminum obat-obatan yang di berikan dokter itu, ibu tidak ingin anak ibu yang masih di dalam rahim ibu ini, harus merasakan zat kimia yang mengalir di dalam darah ibu disaat ibu meminum obat2an itu. Tapi apa boleh buat, ibu terpaksa melakukannya, karena seperti yang di katakan rasulullah, bahwa setiap penyakit, pasti ada obatnya. Karena saat ini , pengobatan yang ibu ketahui hanyalah pengbatan modern, maka ibu harus berobat secara pengobatan modern itu. Kalau ibu tidak meminum obat, kepala ibu terasa sakit sekali, serta nafas ibu menjadi sesak, dan ibu juga tidak cukup kuat untuk berdiri lebih dari lima menit, kalaupun ibu duduk, ibu hanya kuat selama lima belas menit sampai setengah jam. Makanya ibu memilih berobat kedokter dan meminum obat yang di berikannya. Maafkan ibu ya sayang..Tapi meskipun demikian, ibu juga meminum sari kurma sebagaimana yang di anjurkan rasulullah, namun sayangnya hal ini tidak banyak membantu.Anakku taukah kamu, ibu sangat takut jika sakit dikepala dan rasa sesak didada itu datang lagi. Ibu takut ibu pingsan lagi, dan pada saat ketidaksadaran itu terjadi, kamu akan kekurangan oksigen didalam rahim ibu, atau lebih berbahaya lagi, ibu pingsan sebelum ibu sempat untuk berbaring atau duduk, ibu sangat nengkhawatirkan keadaanmu jika hal itu terjadi, ibu tidak ingin kamu lahir lebih cepat dari perkiraan dokter . jika itu terjadi, itu sama saja artinya ibu akan membuatmu menderita seumur hidup.Karena yang ibu tau, kelahiran prematur itu bisa saja membuat organ tubuhmu belum bisa berfungsi secara maksimal, yang bisa saja mengakibatkan kecacatan bagi dirimu seumur hidupmu. Jadi sayangku, saat ini ibu hanya bisa berdoa dan memohon kepada Allah, agar obat2an yang ibu minum ini hanya berefek untuk ibu saja, jangan sampai obat2an ini membahayakan dirimu. Semoga Allah mengabulkan doa ibu, amin...Buah hatiku.. Terima kasih sudah memberikan semangat kepada ibu dengan tendangan dan gerakan2 yang kamu lakukan. Dengan tendangan dan gerakan itu, ibu semakin yakin bahwa kesabaran ibu menahan penyakit yang menurut dokter berasal dari lambung ibu ini, tidak sia-sia, karena semangatmu itu, ibu juga tetap bersemangat pergi kedokter untuk mendapatkan obat yang lebih pas, karena obat sebelumnya yang di berikan dokter itu belum mengurangi rasa pusing dan sesak yang ibu alami. Karena gerakanmu itu juga, ibu bersedia di ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium sampai berulang kali. Dan karena semangatmu juga, ibu ikhlas di pandangi dengan pandangan bingung dan tak suka dari pasien lain yang juga berobat, ketika ibu terpaksa berbaring dikursi ruang tunggu rumah sakit. Sekali lagi, hal ini ibu lakukan karena ibu tidak ingin membahayakanmu.Sayangku.. Ini minggu keempat ibu meminum obat yang berbeda, doakan ya sayang, semoga obat kali ini membuat kesehatan ibu membaik, jadi ibu bisa mengajakmu jalan-jalan pagi untuk menghirup udara segar setelah subuh. Kita bisa jalan-jalan keliling komplek rumah kita, di samping jalan2 itu membuat ibu semakin kuat, tentunya juga membuatmu ikut kuat. Dan jika saatnya tiba nanti, ibu akan kuat melahirkan kamu, dan kamu akan lahir dengan tangisan yang kencang... Dan duniapun akan tersenyum menyambutmu, buah hati ibu..Untuk bapak, kakak syifa dan abang hikmal, terima kasih juga telah menyemangati ibu dan berdoa untuk kesehatan ibu dan dedek bayi.Semangat , bantuan, dan doa yang kalian berikan sungguh membuat ibu bertambah kuat dan sabar dalam menghadapi sakit ini. Ibu harap kalian tetap berdoa untuk ibu , dedek bayi dan keluarga kita.Mgg ke 31 , 28 juli 10