Selasa, 15 Maret 2011

Fabel, Ajarin Aku Dong


“Win, hari minggu nanti aku kerumahmu ya, ajari aku membuat file dalam Microsoft Word teriak Kuni Kancil sambil menyusul langkah Wina Rusa.

“Kata Ibu mu, kamu udah banyak tahu tentang penggunaan Microsoft Word ya?” sambung Kuni. “Enggak begitu banyak sih, tapi lumayan tau dikit, emangnya yang kamu enggak tahu yang mana?”

“Ya semuanya lah, aku belum ngerti cara menghapus kalimat yang kita buat, belum ngerti cara menyimpan file yang baru kita tulis, pokoknya semuanya deh.”

“Kalau cuma itu aku ngerti sih. Ya, udah kalau gitu aku tunggu kamu di rumahku hari Minggu pagi ya, dadah…,” Wina dan Kuni pun berpisah, menuju rumah mereka masing-masing.

“Bu, Ibu cerita apa sama mama Kuni?” berondong Wina ketika melihat Ibu sedang membenahi tanaman kesayangannya yang mulai ditumbuhi rumput liar.

“Aduh, putri Ibu, bukannya Assalamualaikum, malah ngagetin Ibu dengan teriakannya . Maksud Wina cerita yang mana?” tanya Ibu.

“ Kuni katanya mau belajar Microsoft Word Bu, karena Keni belum ngerti tentang menyimpan file, menghapus data dan lain-lain. Wina kan jadi enggak enak, karena Wina baru tau sedikit, masak Kuni minta Wina yang ngajarin..

“Sayang.., katanya Wina mau dapat ilmu yang lebih banyak lagi.”

“Iya, tapi apa hubungannya dengan ngajarin Kuni”

“ Ya, pasti ada hubungannya dong, kan seperti yang sudah Ibu ceritakan sebelumnya, dan Wina pun sudah merasakannya sendiri. Jika kita memberi, maka Allah akan mengembalikan pemberian kita berlipat ganda. Begitu juga dengan ilmu, kalau Wina ngajarin Kuni, Insyallah, Wina akan diberikan Allah ilmu yang baru yang lebih banyak lagi. Bisa saja ilmu itu Wina dapatkan dari Ibu, Bapak, Ibu guru maupun dari buku-buku yang dibelikan Bapak untuk Wina.”

“Berarti sama seperti sadaqah juga ya Bu.”

“Benar sayang, dengan Wina mengajarkan ilmu yang Wina punya kepada teman atau siapapun, berarti Wina sudah bersadaqah, yaitu sadaqah ilmu,” jelas ibu lagi.

“Tapi…Wina kan baru taunya dikit, Bu. Bagaimana bisa Wina ngajarin Kuni. harusnya yang ngajarin Keni itu ibunya atau bapaknya, kalau enggak Ibu aja, ya… ?”

“Sayang, meskipun kita tahunya cuma sedikit, enggak apa-apa kan, kita kasih tahu teman atau orang lain yang ingin mengetahuinya juga. Kenapa kita harus menunggu banyak dulu baru ngajarin orang, ntar Allah jadi males nambahin ilmu kita, kalau kitanya juga pelit berbagi ilmu dengan orang lain.”

“Tapi Bu.. Wina gak bisa ngajarin Keni, Ibu aja ya, pliiis...”

“Wina, kalau Ibu Keni cerita tentang kebisaan Wina kepada Kuni itu, berarti Ibu Kuni juga ingin Kuni bisa juga seperti Wina, makanya Ibu Kuni minta Wina yang ngajarin Kuni, agar belajarnya jadi enak, enggak terpaksa, kan sambil main, bisa bikin cerita apa aja di file Wina.”

“Kalau Ibu yang ngajarin Kuni, pasti Kuni jadi enggak nyaman, atau merasa terpaksa belajar, dengan demikian pelajaran Microsoft Word-nya jadi enggak nyangkut di kepala Kuni deh, sama aja artinya Kuni enggak belajar, ya kan,” tambah ibu.

“ Oooo…. gitu ya Bu, ya udah deh, kalau gitu Insyaallah Wina aja yang ngajarin Kuni hari minggu pagi ya Bu, sekarang Wina mau ganti baju dulu, terus makan, terus salat lohor deh.”

“Nah, gitu dong anak Ibu yang pintar, ya udah sana masuk, Ibu selesaikan sedikit lagi pekerjaan memisahkan tanaman Ibu yang sudah rimbun ini.”

***

“Ooo, jadi caranya begitu ya Win, selama ini kalau lagi nyalain komputer itu, aku hanya main gamenya aja. Aku coba nulis juga sih, tapi, akau gak bisa menghapusnya jika aku salah tulis,” cerita Kuni, ketika Wina mulai menunjukkan bagaimana caranya mengoperasikan Mikrosoft Word.

Selama ini Wina juga belajar dengan memperhatikan Ibu dan Bapak yang sedang menulis naskah atau pekerjaan kantor Bapak. Sekali-sekali Wina bertanya kepada Ibu atau Bapak, jika ada yang tidak dimengertinya. Malah Bapak membelikan buku segala, agar Wina mau belajar sendiri di rumah, jika Bapak dan Ibu sedang banyak pekerjaan yang harus beliau kerjakan. Alhamdulillah Wina sudah mulai sedikit-sedikit bisa mengerti bagaimana cara menyunting naskah, atau mengubah naskah menjadi kolom koran, atau memasukkan gambar dan foto kedalam tulisan yang sedang dibuatnya.

“Hmmm sepertinya Kuni sudah mulai bisa ya,” tiba-tiba ibu sudah berada di belakang mereka.

“Alhamdulillah Tante, ternyata tidak sulit kok mempelajarinya, apalagi jika Wina yang ngajarin, jadi semakin asyik,” jawab Kuni memuji temannya.

“Ah, Kuni bisa aja,” ada rona merah di pipi Wina.

“Mau Ibu ajarkan sesuatu?”

“ Mau bangeet…,” jawab mereka serempak.

“Karena kalian sudah mengerti Mikrosoft Word, bagaimana jika Ibu ajarkan cara membuat grafik?”

“ Oke deh Ibu,” Wina dan Keni mempersilahkan ibu duduk di depan komputer. Dengan antusias mereka mengamati setiap cara yang sedang dijelaskan Ibu.

“ Nah, anak-anak, tadi Ibu sudah jelaskan cara membuat tabel dan grafik, sekarang kalian coba membuatnya sendiri, terserah kalian mau buat apa. Jika kalian sendiri yang membuat , kalian akan menjadi bisa,” ibu memberikan kembali tempat duduknya.

Wina dan Kuni membuat grafik dengan data yang mereka tentukan sendiri, ternyata gampang ya, jika kita lakukan sendiri. Benar kata Ibu, kalau tadi Wina tidak berbagi ilmu dengan Kuni, mungkin sekarang Wina belum dapat tambahan ilmu tentang cara membuat grafik.


2 komentar:

  1. hehehe...ikutan lomba di Sarikata ya... aq juga
    lam kenal...cerpennya menarik

    BalasHapus
  2. salam kenal Rie Rie terima ksih udah mampir :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung ya sahabat... ^_^