Minggu, 19 Februari 2012

Memilih Pelatihan Menulis

Menurut saya sebagai seorang yang ingin mendalami ilmu menulis, alangkah baiknya kita mengikuti pelatihan menulis. Pelatihan menulis itu akan memperkuat tulisan kita. Kita bisa memilih pelatihan secara online atau offline, atau kedua-duanya. Saya sendiri mengikuti pelatihan sejak tahun 2005. Bukan sekali, tapi berkali-kali. Pertama saya mengikuti pelatihan itu di Majalah Ummi. Pelatiha Menulis Cerita Anak yang dimentori oleh Mas Ali Muakhir, Mas Eka Wardhana, Mbak Zyrlifera Jamil ( Pemred Ummi waktu itu). Setelah itu saya terus latihan menulis cerita anak, hingga tulisan saya diterbitkan di Majalah Ummi dan Koran Singgalang ( Sumbar). Karena sangat senang, saya meneruskan menulis dari yang tadinya berupa cerpen, lalu beralih ke novel anak. Alhamdulillah dua novel anak saya diterbitkan oleh Zikrul HAkim tahun 2006 dan 2007. Tak terkira senangnya saya karena terbitnya novel anak itu. Dengan demikian saya beranggapan saya sudah sah menjadi penulis.

Tapi perjalanan tidak selalu mulus. Ketika saya mencoba mengirim tulisan saya ke Kompas Anak dan ke majalah anak lainnya, ternyata saya selalu menerima surat cinta atau surat yang menyatakan kalau naskah saya tidak layak muat. Apalagi setelah satu naskah novel anak dan 2 naskah nonfiksi ditolak penerbit. Kejadian ini benar-benar membuat saya down dan sempat membuat saya berhenti menulis beberapa bulan. Sayangnya saya belum mengenal internet,email atau Facebook dan jejaring sosial lainnya waktu itu. Hasilnya, keterpurukan saya berlarut-larut. Sayapun benar-benar berhenti menulis hingga 2 tahun.
Tahun 2010 saya mengenal Email dan  Facebook. Saya mencari beberapa penulis dan mengajukan diri menjadi teman mereka. Saya berhasil, mereka menerima pertemanan saya. Saya membaca catatan-catatan mereka. Selanjutnya saya minta diajak bergabung ke milis-milis penulis. Hasilnya sangat membangkitkan semangat saya. Saya kembali bangkit untuk menulis. Pertama saya menulis artikel untuk penulislepas.com. Alhamdulillah dimuat, selanjutnya saya mengikuti beberapa lomba menulis yang diadakan teman-teman FB saya. Meskipun tidak menang, saya mulai merasakan semangat itu lagi.
Terakhir, saya kembali mengikuti pelatihan menulis yang diistilahkan dengan workshop. Saya mengikuti beberapa workshop online. Meskipun tidak begitu maksimal, tapi saya bisa mengambil ilmu dari para mentor saya. Terakhir saya mengikuti workshop menulis offline di Kelas Ajaib bersama Mas Benny Rhamdani. Workshop offline ini dilanjutkan secara online seperti yang sudah saya ceritakan pada tulisan saya sebelum ini. Workshop Kelas Ajaib inilah yang benar-benar memberi warna pada tulisan saya. Sekali lagi saya rekomendasikan teman-teman untuk mengikuti workshop ini.
Saat ini Mas Benny Rhamdani mengajak beberapa penulis termasuk saya untuk bergabung di Kelas Writer For Triner. Kami semua diajarkan bagaimana memberikan pelatihan menulis bagi para penulis pemula. Saya dan teman-teman tentunya mengadopsi cara mengajar guru kami ini. Kami berharap penulis pemula yang mengikuti workshop kami, bisa menelurkan tulisan yang keren dan dimuat di Majalah, koran atau diterbitkan oleh penerbit.
Selamat Belajar bagi semua penulis. Ingatlah hanya diperlukan satu persen bakat untuk menulis itu, 99 persen lainnya adalah latihan dan kerja keras, demikian yang saya kutip dari guru saya yang pertama yaitu Mbak Zyrlifera Jamil. Hal ini selalu saya ingat, karena saya bukanlah dari keturunan seorang penulis. Tetaplah belajar dan kalau perlu mengikuti workshop untuk mengasah kemampuan menulis. *__^

3 komentar:

  1. Wah, seneng bgt bacanya, sangat memotivasi :), salam kenal mbak.. :D

    BalasHapus
  2. salsam kenal juga mbak aisyah. terima kasih sudah mampir ^_^

    BalasHapus
  3. Salam kenal ya mbak. Tulisannya bagus, menambah semangatku untuk menulis. Meski masih dalam taraf belajar :)

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung ya sahabat... ^_^