Jumat, 09 Januari 2009

Aku Seperti Robot


AKU SEPERTI ROBOT

“Bu, kok tangan Kakak rasanya kaku begini” Syifa memperlihatkan tangannya kepada Ibu , jari tangan Syifa membengkak dan terlihat kaku.
“Masyaallah” Ibu kaget ketika melihat tangan Syifa bengkak seperti balon yang akan meletus. Ibu baru saja selesai mengompres Syifa dengan air es, karena badan Syifa panas sejak semalam.
Walaupun Ibu sudah meminumkan Syifa obat penurun panas, namun suhu tubuh Syifa hanya normal dua jam saja, kemudian suhu tubuh Syifa naik lagi. Ibu gak berani memberikan obat penurun panas kembali untuk Syifa. Ibu takut Syifa akan kelebihan dosis karena baru meminumnya beberapa jam yang lalu. Jadi Ibu berusaha menurunkan suhu tubuh Syifa dengan mengompres kepala Syifa menggunakan wash lap yang di rendam di air es.
“Bu, badan Kakak, semuanya pada gatel nih” Syifa mulai menggaruk-garuk anggota badannya yang gatal.
“Ya Allah kenapa ini!” Ibu panik ketika melihat beberapa bagian tubuh Syifa sudah mulai bengkak termasuk bibir dan mukanya, seperti terkena ulat bulu!
“Kita kedokter aja yuk Kak” Ibu Buru-buru memasangkan jaket ke badan Syifa. Setelah itu Ibu mengajak Hikmal adik Syifa untuk memanggil Taksi, di pangkalan taksi yang tidak begitu jauh dari rumah. Sementara itu Syifa menunggu di rumah. Tak begitu lama Ibu kembali dengan Taksi yang akan membawa mereka ke Rumah Sakit.
“Kak ,ayo, Taksinya udah datang” Ibu memapah Syifa. yang mulai kesulitan berjalan untuk masuk kedalam Taksi.
“Rasanya, Kakak seperti robot ya Bu, tangan Kakak gak bisa digerakin kaki Kakak juga terasa kaku” ungkap Syifa sambil berusaha menggerakkan tangannya. Cara Syifa mengangkat tangan persis seperti cara robot mengangkat tangan.
“Ya… Kakak jangan jadi robot dong” celetuk Hikmal adik Syifa yang baru berumur lima tahun. Hikmal sedikit bingung melihat perubahan bentuk tangan kakaknya yang mendadak menjadi besar dan merah seperti balon yang sedang di tiup.
“Ye…, Adekada-ada aja, masa Kakak mau jadi robot” sahut Syifa mencoba untuk tersenyum. Syifa akhirnya berhasil duduk di dalam Taksi.
Taksi pun melaju ke Rumah Sakit Sakinah. Syifa biasa berobat di RS tersebut kalau dia atau keluarganya sakit.
Ibu memapah Syifa ke ruang tunggu, setelah ongkos taksi beliau bayar. Hikmal ikut memapah kakaknya, sebenarnya Hikmal agak ngeri ketika memegang tangan kakaknya, soalnya tangan Kakak seperti bola dan jika di pegang terasa keras. Tapi Hikmal tetap memegang tangan Syifa, Hikmal sangat sayang dengan kakaknya , apalagi jika kakak sakit begini, Hikmal sangat sedih dan kasihan melihat keadaan kakaknya itu.
“Syifa hanya alergi dingin, jika sudah kena cuaca dingin atau air dingin, maka badan Syifa akan bereaksi dengan cara seperti tadi, yaitu bengkak di sana sini. Insyaallah, setelah minum obat ini badan Syifa sudah enggak bengkak seperti ini lagi” ujar Dokter Rahim sambil memberikan resep obat untuk Syifa kepada Ibu.
“Tapi dokter, sebelumnya Syifa tidak pernah seperti ini” Ibu masih cemas dengan keadaan Syifa.
“Coba Ibu ingat-ingat dulu, pasti pernah suatu kali Syifa mengalami hal ini tapi tidak separah ini. Mungkin hanya beberapa bentol kecil seperti di gigit nyamuk. Hal ini biasanya timbul jika daya tahan tubuh Syifa sedang lemah Bu, kalau daya tahan tubuh Syifa sedang bagus biasanya alergi ini tidak akan terjadi”
Ibu berpikir keras untuk mengingat-ingat kejadian yang di maksud dokter.
“Kakak ingat Bu! Kakak pernah bentol-bentol juga waktu musim hujan kemaren tapi kecil kecil , lalu Ibu mengoleskan talk di bentol Kakak, dan membuatkan kakak susu hangat, tak lama kemudian bentolnya hilang” Seru Syifa mengingatkan Ibu.
“O…Iya, benar dokter, satu lagi sewaktu bayi dulu Syifa juga pernah bentol waktu pertama kali makan telur.”
“Kalau begitu Syifa harus selalu sehat, dan jaga makanan yang Syifa makan agar bentolnya tidak kembali lagi” senyum dokter Rahim.
“ Baik Dokter, Syifa akan mengingat pesan dokter”
“Iya Kak, biarKkakak gak seperti robot lagi” Celetuk Hikmal.
“Ha…ha…ha..” Ibu dan dokter Rahim jadi tertawa mendengar celetukan Hikmal itu. Syifa hanya bisa senyum-senyum saja.
Setelah mengambil obat di apotik, Ibu meminta Syifa untuk segera meminum obatnya, dan mereka pun kembali kerumah.
Ya Allah, mudah-mudahan besok aku sudah tidak seperti robot lagi, batin Syifa. Amin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih sudah berkunjung ya sahabat... ^_^