Selasa, 18 Januari 2011
Yummi Hand
“Dek, udah jam delapan nih , ayo kita tidur “ Om An mengajak Hikmal untuk tidur. Hikmal adalah siswa di kelas Ustman bin affan [TK B] TKIT Al Muchtar. Umurnya sekarang lima tahun. Ibu sudah membiasakannya untuk tidur jam delapan malam setiap hari. Agar besok , Hikmal bisa segera bangun pagi, dan berangkat sekolah dengan hati yang gembira, karena sudah tidak ngantuk lagi.
Malam ini Om An, adik Ibu yang menemani Hikmal di rumah, karena Ibu sedang menemani tante Fiza di rumah sakit. Tante Fiza baru saja melahirkan seorang bayi. Tante Fiza adalah adek Ibu yang kedua, kakaknya Om An Juga. Sebenarnya Hikmal ingin ikut Ibu, karena di rumah sakit, anak-anak di bawah umur dua belas tahun dilarang masuk, Hikmal jadi tidak bisa ikut.
“Om, tidurnya ntar aja ya, nunggu Ibu pulang” pinta Hikmal.
“Ibu kan baru pergi Dek, jadi pulangnya masih lama, kan jalanannya macet”
“Adek gak bisa tidur kalau gak di temani Ibu”
“Emangnya kenapa? adek takut tidur sendiri” tanya Om An.
“Bukannya adek takut, tapi Adek senang kalau tidur di temani Ibu, karena Ibu suka cerita dulu sebelum tidur. Udah gitu, Adek bisa nyayangin tangan Ibu yang wangi”
“Kalau gitu, ntar Om yang cerita deh, sekarang Adek pipis, cuci tangan, cuci kaki, dan sikat gigi dulu ya” ajak Om An sambil memegang tangan Hikmal.
Akhirnya Hikmal mengikuti Om An ke kamar mandi. Setelah semua kegiatan sebelum tidur itu selesai, mereka berdua kekamar Hikmal. Sampai di kamar, Om An mengajak Hikmal untuk membaca doa tidur.
“Adek mau diceritain tentang malaikat aja Om” pinta Hikmal.
“Om ceritain tentang malaikat Rakib dan Atid aja ya” Om An mulai bercerita tentang malaikat Rakib dan Atid.
“Setiap orang, punya dua malaikat yang di perintahkan Allah untuk melindungi kita Dek. Malaikat tersebut ada di kiri dan kanan kita. Dia juga bertugas mencatat segala yang kita kerjakan. Malaikat yang di kanan bernama malaikat Rakib, dan yang di kiri bernama ‘Atid. Malaikat Rakib mencatat perbutan kita yang baik, sedangkan malaikat ‘Atid mencatat perbuatan kita yang tidak baik” jelas Om An tentang malaikat Rakib dan Atid.
“Kok, Adek masih belum tidur” tanya Om An setelah ceritanya selesai.
“Adek gak bisa tidur Om”
“Ya udah, kalau gitu Om cerita yang lain aja ya”
“Gak ah, Adek maunya tidur sama Ibu aja” rengek Hikmal.
“Kan sama aja, kenapa Adek gak mau tidur di temani Om”
“Iya… kalau sama Ibu enak. Adek bisa sayangin tangan Ibu, terus Ibu juga mau garukin kepala Adek. Kalau kepala Adek di garukin Ibu, Adek jadi ngantuk”
“Ya udah, kalau gitu, sini Om garukin kepala Adek” Om An mulai menggaruk kepala Hikmal.
“Aaah …gak enak kalau Om yang garukin” sela Hikmal setelah beberapa kali Om An menggaruk kepalanya.
“Trus, bagaimana dong”
“Gini” Hikmal mengambil tangan Om An, dan meletakkan tangan itu diatas kepalanya. Lalu Hikmal menggosok-gosokkan tiga jari tangan Om An di kepalanya, dengan telapak tangan Om An berada di mukanya. Dengan demikian Hikmal bisa juga mencium telapak tangan Om An. Om An pun mengerti dan mulai menggosokkan tangannya di kepala Hikmal.
Beberapa menit kemudian Hikmal masih saja belum tidur. Om An jadi bingung. Karena Ibu berpesan, Jangan sampai Hikmal tidur kemalaman, karena kalau Hikmal tidurnya telat, pasti besok akan susah di bangunkan, dan bisa-bisa dia gak mau berangkat sekolah, karena masih ngantuk.
“Dek, Om kan udah garukin kepala Adek, kenapa Adek masih belum tidur”
“Soalnya tangan Om gak sama seperti tangan Ibu. Tadi Adek sayangin, tangan Om, gak wangi. Enakan tangan Ibu, tangan Ibu wangi, kalau Adek sayangin tangan Ibu, pasti Adek jadi ngantuk”
“Ya udah ntar dulu ya, Om wangiin dulu tangan Om” Om An segera kekamar mandi dan mencuci tangannya dengan sabun mandi. Om An mengerti sekarang, mungkin tadi karena Ia belum mandi sore, jadi tangannya tidak wangi. Makanya Hikmal gak mau mencium tangannya. Begitu pikiran Om An.
Karena selama ini, jika di perhatikan, Ibu Hikmal mandi sore sebelum salat maghrib, pasti wangi sabun mandi itu masih tersisa sampai saat Hikmal mau tidur. Apalagi Ibu Hikmal sebelum salat Isya cuci muka dulu dengan menggunakan sabun khusus untuk muka, sehingga wangi sabun itu masih menempel di tangannya sampai ketika akan mengajak Hikmal tidur. Sehingga Hikmal betah mencium tangan Ibunya jika mau tidur. Dengan demikian Hikmal merasa nyaman dan bisa tidur dengan nyenyak.
“Udah nih Dek, tangan Om udah wangi, sekarang Adek boleh sanyangin tangan Om” Om An mendekatkan tangannya ke hidung Hikmal.
“Hmmm, iya Om, wangi banget, rasanya enak banget nih” Hikmal kemudian meletakkan tangan Om An di atas kepalanya, dengan telapak tangan menghadap kewajahnya, lalu mencium tangan Om An berkali kali. Om An menggaruk kepala Hikmal perlahan dengan tiga jari [ jari telunjuk, jari tengah dan jari manis] seperti yang diajarkan Hikmal tadi. Beberapa menit kemudian Hikmalpun tertidur pulas.
Setelah Hikmal benar-benar pulas, perlahan Om An menarik tangannya dari kepala Hikmal. Setelah itu Om An merapikan selimut Hikmal, dan meletakkan guling disamping Hikmal agar Hikmal tidak jatuh , kemudian Ia keluar dari kamar Hikmal sambil menutup pintu pelan-pelan agar tidak membangunkan Hikmal. Ssstttt…..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ya sahabat... ^_^