“Saya tidak mau ikut adu kerbau itu lagi Pak, saya benar-benar sudah sangat lelah dengan pertandingan itu” ujar Kobo pada suatu pagi kepada majikannya yang bernama Pak Maman.
“Aku tidak mau tahu!, kamu harus ikut adu kerbau itu, kalau kamu tidak mengikutinya maka aku akan menyembelihmu dan kamu akan menjadi santapan semua penduduk desa ini !” teriak Pak Maman sambil menyodorkan rumput yang sudah dicampur dengan obat yang bias membuat Kobo tetap kuat.
Kobo pun tertunduk sedih. Dengan berat hati dimakannya makanan yang sudah disediakan majikannya itu. Setiap tahun dikampung tempat tinggal Kobo memang selalu diadakan pertandingan adu kerbau.
Dulu sewaktu masih kecil, Kobo memang ingin ikut pertandingan itu, tapi setelah beberapa kali Kobo mengikuti pertandingan itu, ternyata pertandingan itu membuat Kobo menjadi cepat lelah, apalagi sehabis bertanding semua badan Kobo terasa sakit.
Setiap kali bertanding pastilah kepala dan tanduk Kobo akan saling berbenturan sangat keras dengan kepala dan tanduk lawannya. Kadang-kadang lawan Kobo menyeruduk badan Kobo, begitu juga sebaliknya.
Setelah pertandingan selesai yang tersisi adalah rasa sakit yang tak tertahankan pada kepala dan semua badan Kobo. Makanya Kobo tidak mau ikut bertanding lagi.
***
Saat pertandingan pun datang. Pak Maman yang sudah memberikan ramuan kuat untuk Kobo memaksa Kobo untuk keluar dari kandangnya.
“Aku tidak mau ikut, aku benar-benar sangat lelah” tolak Kobo.
“Kobo ! Aku peringatkan sekali lagi, kamu harus ikut pertandingan itu, kalau tidak kamu akan merasakan akibatnya !” bentak pak Maman sambil terus menyeret Kobo.
Dengan langkah terpaksa Kobo mengikuti pak Maman yang menyeretnya dengan kasar.
“Perhatian! Perhatian! kepada semua penonton kami ucapkan selamat datang. Acara adu kerbau akan segera kita mulai. Sang juara Kobo akan melawan penantangnya Gobi…!” pembawa acara memulai acara itu.
“Ayo Kobo, ! Tunjukkan kepada kami kehebatanmu !” teriak sebagian penonton dari atas tempat duduk mereka.
“Kobo sepertinya kamu takut bertanding denganku ya “ Gobi mengejek Kobo sewaktu Gobi memperhatikan Kobo yang tidak bersemangat.
“Gobi, untuk sekarang aku tidak ingin ikut perlombaan ini. Karena setiap habis lomba badanku sakit semua” jelas Kobo.
“Alah, itu cuma alasanmu saja kan, agar kamu tidak jadi bertanding denganku” ejek Gobi.
“Ini semua benar Gobi, kalau kamu tidak percaya mari kita buktikan, setelah pertandingan ini, pasti semua badanmu akan sakit untuk waktu yang lama”
“Aku tidak percaya sebelum aku membuktikannya”
“Baiklah, jika ternyata apa yang aku katakana itu benar, maka kamu harus mengatakan kepada majikanmu kalau sebaiknya adu kerbau ini ditiadakan saja, karena akan membuat kita sakit, bagaimana?” tantang Kobo.
“Baik, itu akan aku lakukan jika aku berhasil mengalahkanmu,” Gobi mengajukan sarat. Dalam hati Gobi, jika kali ini dia menang pasti untuk selanjutnya dia yang akan ditantang untuk lomba adu kerbau oleh para pemilik kerbau lain. Dengan demikian Kobo tidak akan pernah lagi menjadi kerbau aduan.
Karena setiap kerbau yang menang selanjutnya akan ditantang oleh kerbau lain yang lebih kuat. Sedangkan kerbau yang kalah tidak akan diijinkan untuk ikut lomba lagi.
Benar juga apa yang dikatakan Gobi, jika aku kalah, pasti aku tidak akan ikut pertandingan ini lagi, bisik Kobo dalam hati. Apalagi jika Gobi merasakan bagaimana sakitnya setelah pertandingan itu, pasti Gobi juga tidak akan mau ikut bertanding lagi. “Baiklah, aku setuju dengan usulanmu” Jawab Kobo mantap.
“Satu…, dua…, tiga…, mulai “ sang juri memberi aba-aba bahwa pertandingan boleh dimulai kepada kedua kerbau itu.
“TOK… BUGH… NGUUUUH… Kedua kerbau itu pun saling beradu kekuatan, Kobo berusaha menahan serangan Gobi, karena Kobo ingin Gobi menang setelah semua badan mereka terasa sakit, dengan demikian Gobi pasti akan memenuhi janjinya. “Ayo Kobo…!” Terdengar teriakan pendukung Kobo.
“Ayo Gobi..!” Teriakan penonton menyemangati mereka berdua.
Beberapa menit berlalu kedua kerbau itu terus melakukan aksi mereka, sampai Kobo merasa sudah tidak kuat, dan Kobo juga melihat Gobi sudah kepayahan, Kobo pun memutuskan untuk berlari keluar dari arena pertandingan. Kobo berlari menuju kerumunan penonton yang sedang memperhatikan pertandingan itu.
Beberapa orang penonton berteriak dan berlari menghindari serudukan Kobo. Karena Kobo sudah berlari keluar arena pertandingan secara tidak langsung Kobo sudah berarti kalah.
“Pemenang adu kerbau tahun ini, adalah Gobiii” juri menepuk-nepuk punggung Gobi. Penonton yang menjagokan Gobi pun berteriak senang. Sementara penonton yang menjagokan Kobo terlihat sangat kecewa.
Sorak-sorai kemenangan terdengar diseantaro arena adu kerbau itu. Gobi yang merasakan kepalanya sangat sakit, merebahkan badannya di rumput lapangan.
“Hebat Gobi!, tahun depan kita akan bertanding kembali, “ ujar majikan Gobi sambil menepuk-nepuk punggung Gobi.
“Ma’af tuan, untuk tahun depan saya tidak mau bertanding lagi, karena semua badan dan tulang-tulang saya terasa sakit sekali, seolah-olah mau remuk”.
“Apa katamu ! Tidak bias, kamu harus bertanding lagi tahun depan, karena pertandingan ini sudah menjadi adat dan kebiasaan kita setiap tahun !” Teriak Majikan Gobi sambil berlalu meninggalkan Gobi yang sedang kesakitan.
“Bagaimana Gobi, kamu tidak berhasil membujuk majikanmu ya,” Kobo menghampiri Gobi.
“Iya, padahal aku sudah mengatakan alasanku,” Gobi tertunduk sedih. Sakit yang luar biasa menjalar diseluruh tubuhnya.
“Begini saja, kita minta kepada majikan kita, bahwa adu kerbau tahun depan bukan adu fisik secara langsung seperti ini, tapi , adu kekuatan dengan membajak sawah “ usul Kobo.
“Lalu bagaimana menentukan siapa yang akan menjadi pemenangnya ?”
“Siapa yang berhasil membajak sawah dengan cepat itulah yang akan menjadi pemenangnya”
“Benar juga usulanmu Kobo, dengan demikian, kita dapat berlomba sekaligus mengerjakan tugas kita sehari-hari,” Gobi tersenyum.
“Kalau begitu aku akan memberitahu majikanku dulu agar acara pertandingan adu kerbau tahun depan seperti yang telah kita sepakati, mudah-mudahan saja mereka mengerti dan mau menerima saran kita”
Kedua kerbau itu pun berlalu menuju kandang mereka masing-masing. Hanya do’a yang bisa mereka panjatkan kepada Tuhan, agar keinginan mereka dapat dikabulkan oleh majikan mereka. Semoga tahun depan rasa sakit seperti ini tidak akan mereka alami lagi.