Selasa, 24 Mei 2011
Rabu, 18 Mei 2011
Berburu Jodoh
Setelah tiga tahun merantau akhirnya Ia bisa berafas lega, Ia berhasil meraih cita-citanya menjadi seorang pegawai di sebuah instansi pemerintahan. Kini Ia bisa membantu keuangan keluarganya dan menyekolahkan adik-adiknya. Hanya satu yang belum, istri! Sebulan yang lalu, Amak mulai memberikan lampu hijau agar ia segera mencari belahan jiwanya itu.
Amak berharap Ia bisa menemukan jodohnya tahun ini. Ia tidak mau mengecewakan ibunya. Temannya merekomendasikan seorang gadis untuknya. Berbekal foto si gadis itulah ia mudik kekampung halamannya, lebaran tahun ini.
“Apa ndak ada yang lain Ben,” sebuah pertanyaan Amak yang membuatnya bingung.
“Kenapa Mak?”
“Amak berharap, istri Ang sekampung dengan kita, urang awak, jadi Amak takkan merasa kau tinggalkan. Kalau Ang menikah dengan orang seberang, Amak khawatir Ang akan melupakan Amakmu ini. Setidaknya, kalau Ang menikah dengan urang awak, pasti istrimu itu juga ingin pulang kampung, dengan demikian, Ang pun ikut pulang kampung mengunjungi Amak” jelas Amak dengan air mata yang menganak sungai di pipi tuanya.
Jangan sampai Amak menangis, karena hal itulah yang paling ditakutinya, ia tak mau jadi anak durhaka, ia menyerah. “Baiklah Mak, aku mengerti maksud Amak.”
“Besok Ang temui Mak Etek Man, Amak sudah bicara dengannya,” titah Amak tak terbantahkan. Besok hari lebaran, aku akan ke rumah beliau sekalian silaturrahmi, batinnya.
Selesai shalat ‘ied Ia berkunjung kerumah mamaknya itu. Beliau adik kandung Amak. Ternyata Mak Etek sudah merencanakan sesuatu. Setelah makan, beliau mengajak keponakannya itu berkunjung kerumah Pak Sutan.
Pak Sutan mempunyai seorang anak gadis. Setelah berbasa-basi sedikit Mak Etek melontarkan keinginannya kepada Pak Sutan. Pak Sutan menyerahkan keputusan kepada anaknya. Setelah ditanya langsung kepada Nita anaknya, ternyata Nita menolak, sudah punya pacar, demikan alasannya.
Tak putus asa, Mak Etek mengajaknya kerumah teman beliau yang lain yang juga mempunyai anak gadis. Sudah lima rumah yang didatanginya hari itu, jawaban yang diberikan para gadis itu tetap sama, sudah punya pacar. Ia hampir putus asa.
“Besok kita datangi lagi rumah kawan Mak Etek yang lain, tenang saja, masih banyak gadis di kampung kita, pasti salah satunya adalah jodohmu,” hibur Mak Etek.
Sesuai perjanjian dengan Mak Etek kemarin, hari ini Ia mulai berburu jodohnya lagi. Semalam ia sudah berdoa dan melaksanakan salat istikharah, Ia memohon kepada Rabbnya, agar di beri kemudahan dalam perburuannya hari ini.
“Silahkan di minum Pak,” suara lembut gadis berkerudung. Gadis ini adalah anak teman Mak Etek yang dikunjunginya pagi ini. Gadis ini berbeda, setelah tersenyum sambil menunduk dia berlalu meninggalkan mereka. Bapak si gadis juga sangat ramah, mereka saling bertukar cerita. Entah mengapa ada rasa nyaman berada dirumah ini, aku harus mendapatkan gadis ini, tekadnya dalam hati.
3 tahun kemudian (2 oktober 1998, jum’at jam 9.30 WIB)
“Saya terima nikah dan kawinnya Naila Syafitri binti Yusri dengan mahar sepuluh gram emas di bayar tunai.”
Allah mengabulkan doanya untuk menjadi suami gadis berkerudung itu. Meskipun untuk itu ia harus menunggu selama 3 tahun, karena si gadis harus menyelesaikan sekolahnya. Terima kasih Rabb, bimbinglah hamba untuk menjadi pemimpin rumah tangga yang Engkau ridhoi, amin...
Promo Oriflame
di bawah ini promo bulan mei, aku baru saja dapat emailnya langsung dari Boss family ikutan yuk.... banyak gratisannya :)
|
Dear Consultant, Giordani Gold CampaignPeriode: 9 Mei - 11 Juni 2011 Cara Bergabung
| |
WP1Welcome Program Step 1 (100 BP) | |
WP2Welcome Program Step 2 (100 BP) | |
WP3Welcome Program Step 3 (100 BP) | |
Keuntungan Sponsor | |
Rekrut 3 teman untuk meraih impian mereka! Motivasi mereka untuk memenuhi kualifikasi dalam Welcome Program Step 1. Hadiah Anda adalah Giordani Gold Designer Bag GRATIS! * Berlaku untuk semua sponsor dengan new recruits yang bergabung bersama Oriflame dan meraih kualifikasi untuk Welcome Program step 1 antara 9 Mei - 11 Juni 2011. Hadiah sponsor akan diberikan kepada pencapai kualifikasi saat melakukan order BP pertama minimum Rp. 175.000,- di bulan Juli 2011. | |
| |
Info lebih lanjut Hubungi Customer Care di customercare@oriflame.co.id atau telepon ke (021) 2991 8500 |
Sabtu, 14 Mei 2011
Bergabung dengan Oriflame, Beauty Demo
Walau pada awalnya aku tidak yakin dengan pilihanku menjalani bisnis ini, tapi kenyataannya setiap hari ada saja tantangan yang ingin ku taklukkan. Tidak ada kata tidak bisa, segala sesuatunya pasti bisa kita lakukan , tinggal upaya kita untuk meraihnya. Sama halnya ketika aku memulai menulis dan mengirimkan tulisanku ke majalah, koran atau penerbit. Setiap kali di tolak, meskipun kecewa, ada pembelajaran di sana. Aku merevisi kembali tulisanku dan kukirim lagi ke penerbit atau majalah lain. dan hasilnya, alhamdulillah, beberapa tulisanku sudah mulai bermunculan di majalah dan sudah ada buku juga yang mejeng di rak toko buku Gramedia dan Gunung Agung. Tidak sampai di situ saja, beberapa teman yang berada jauh dariku melaporkan pandangan matanya, bahwa ternyata buku karyaku juga mejeng di perpustakaan daerah. Alhamdulillah. Tak terbayangkan senangnya hati ini.
bergabung di bisnis ini membuat ku merasakan rasa yang sama ketika tulisanku di tolak, saat ini aku berusaha menekuni sebuah bisnis dengan suatu niat ingin berhaji, semoga saja Allah melancarkan niatku dan memudahkan jalanku melalui bisis ini dan melalui tulisan-tulisanku juga tentunya. Amin..
Ini dia beberapa fotonya.
Menabung
“Alhamdulillah.., dapat dua puluh delapan ribu tiga ratus..,” senyum Andrea.
“Sebagian kita tabung ya,” Rindu mengangguk.
“Ikut aku yuk!” ujar Andrea sambil mengamit lengan Rindu.
“Kemana?”
Rindu mengikuti langkah sahabat barunya itu. Andrea mengajak Rindu ke sebuah TPU.
“Di situ ibuku,” Andrea menunjuk sebuah makam.
“Bu, aku punya teman baru, namanya Purnama, kami dapat uang banyak hari ini, sebagian uangnya mau kami tabung,” ujar Andrea di makam ibunya.
Mereka berdoa untuk ibu Andrea.
“Purnama, kesana yuk,” Andrea menunjuk sebuah pohon, setelah selesai berdoa.
Andrea memanjat pohon itu. Rindu mengikutinya. Mereka berdua duduk di sebuah dahan yang kokoh.
“Uangnya kita tabung di sini aja ya,” Andrea menunjuk sesuatu yang terikat di salah satu dahan pohon. Sebuah celengan bambu.
Andrea memasukkan sebagian uang itu ke dalam celengannya.
“Kamu tidak takut celenganmu hilang?”
“Allah pasti menjaganya,” jawab Andrea tersenyum.
Aku dan Syifa
Syifa saat ini sudah duduk di kelas 7 alias kelas 1 SMP, putriku ini sangat manis, penurut dan banyak sekali cerita yang dibawanya pulang dari sekolah. Tanpa ku minta ia akan bercerita apa saja yang telah ia lakukan hari itu. Namun beberapa hari belakangan ini, putriku berubah sedikit tertutup. Ketika kutanyakan penyebabnya, Jawaban putriku membuatku terkejut.
“Aku ingin punya pacar seperti teman-temanku Bu,” demikian katanya.
Putri kecilku sekarang bukanlah seorang anak kecil lagi.
“Hmm gitu ya, pacaran itu maksudnya apa ya Kak, Ibu kurang ngerti,” tanyaku.
“Pacaran itu, kita bisa sering ketemuan sama cowoknya Bu.., trus kita bisa sering curhat, kalau ada teman yang nanya kan aku bisa jawab kalau aku sudah punya pacar,” jawabnya lugu.
Ternyata apa yang di uraikannya tidak sejauh apa yang aku bayangkan. Aku hanya memberikan pandangan kepada putri ABG ku bahwa yang di maksudnya dengan pacaran itu mungkin berteman akrab, kalau berteman, boleh dengan siapa saja, tidak harus dengan satu orang, dan kalau curhat, lebih baik kepada ibu atau bapak dari pada ke orang lain. Putri ku waktu itu mengangguk. Beberapa hari setelah itu ia sudah bercerita berbagai macam hal lagi denganku. Salah satu ceritanya itu, membuat ia berpikir ulang untuk punya pacar. Suatu kali Syifa membaca wall FB temannya yang baru seminggu pacaran, temannya itu kesal karena tidak bisa melupakan cowoknya yang punya pacar lagi selain dia. Dan temannya itu berubah jadi anak yang nakal dengan suka merokok dan sederet kebiasaan negatif lainnya. Aku tersenyum sambil berkata,” Alhamdulillah, anak Ibu hebat ya.. udah ngerti yang baik dan yang gak baik, Ibu bangga padamu.” Aku memeluknya, seraya bersyukur dalam hati, Allah mengajarkan langsung pada anakku.
Tip berikut semoga membantu kita yang ingin lebih baik untuk anak-anak kita.
1. Mulailah menganggap anak remaja sebagai teman dan akuilah ia sebagai orang yang akan berangkat dewasa. Seringkali orangtua tetap memperlakukan anak remaja mereka seperti anak kecil, meskipun mereka sudah berusaha menunjukkan bahwa keberadaan mereka sebagai calon orang dewasa.
2. Hargai perbedaan pendapat dan ajaklah berdiskusi secara terbuka. Nasihat yang berbentuk teguran atau yang berkesan menggurui akan tidak seefektif forum diskusi terbuka. Tidak ada yang lebih dihargai oleh para remaja selain sosok orangtua bijak yang bisa dijadikan teman.
3. Tetaplah tegas pada nilai yang anda anut walaupun anak remaja anda mungkin memiliki pendapat dan nilai yang berbeda. Biarkan nilai anda menjadi jangkar yang kokoh di mana anak remaja anda bisa berpegang kembali setelah mereka lelah membedakan dan mempertanyakan alternatif nilai yang lain. Larangan yang kaku mungkin malah akan menyebabkan sikap pemberontakan dalam diri anak anda.
4. Jangan malu atau takut berbagi masa remaja anda sendiri. Biarkan mereka mendengar dan belajar apa yang mendasari perkembangan diri anda dari pengalaman anda. Pada dasarnya, tidak ada anak remaja yang ingin kehilangan orangtuanya
5. Mengertilah bahwa masa remaja untuk anak anda adalah masa yang sulit. Perubahan mood sering terjadi dalam durasi waktu yang pendek, jadi anda tidak perlu panik jika anak remaja anda yang biasanya riang tiba-tiba bisa murung dan menangis lalu tak lama kemudian kembali riang tanpa sebab yang jelas.
6. Jangan terkejut jika anak anda bereksperimen dengan banyak hal, misalnya mencat rambutnya menjadi biru atau ungu, memakai pakaian serba sobek, atau tiba-tiba ber bungee-jumping ria. Selama hal-hal itu tidak membahayakan, mereka layak mencoba masuk ke dalam dunia yang berbeda dengan dunia mereka saat ini. Berikanlah ruang pada mereka untuk mencoba berbagai peran yang cocok bagi masa depan mereka.
7. Kenali teman-teman anak remaja anda. Bertemanlah dengan mereka jika itu memungkinkan. Namun waspadalah jika anak anda sangat tertutup dengan dunia remajanya. Mungkin ia tidak/ kurang mempercayai anda atau ada yang disembunyikannya.
Sumber: http://www.ilmupsikologi.com/?p=12