“Selamat ya Pak, bayinya perempuan, secantik ibunya,” ujar Dokter Nina kepada suamiku.
“Terima kasih Dokter,” ia tersenyum memandang bayi cantik kami yang lahir sepuluh menit yang lalu.
“Segera di azanin Pak,” kali ini suster mengingatkannya.
“Oh, baik, saya benar-benar takjub dengan makhluk Allah ini,” sahutnya gugup.
Ia bersiap, meletakkan kedua tangannya di telinganya, lalu mulai mengumandangkan azan dengan merdu. Semerdu ketika ia mengumandangkannya di mesjid dekat rumah kami.
“Dinda, terima kasih, bayi kita cantik,” senyumnya. Hhh hilang sudah semua rasa sakit. Aku sangat bahagia meskipun kelahiran putri pertama kami hanya bisa disaksikannya lewat Web Cam laptop.
96 kata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkunjung ya sahabat... ^_^