Sabtu, 20 November 2010
Mendengarkan Ayat AlQuran
Dulu sewaktu pelajaran pendidikan agama islam di sekolah saya, guru kami Bapak H. Usmar marlen mengatakan, bahawa setiap maklhluk bertasbih pada Allah, termasuk tumbuhan, salah satu contohnya adalah ketika suatu penelitian membuat sebuh percobaan dengan meletakkan dua kelompok tanaman. Satu kelompok tanaman di perdengarkan ayat-ayat suci alquran, sedangkan kelompok yang lain di perdengarkan musik rock yang menghentak telinga. Kedua kelompok tanaman ini di letakkan di suatu tempat yang tidak terkena sinar matahari dan tidak di beri air selama sebulan. Setelah sebulan, penelitipun melihat kembali apa yang terjadi dengan kedua kelompok tanaman tersebut. Dan ternyata kelompok tanaman yang di perdengarkan musik rock, kering dan mati. sementara kelompok tanaman yang di perdengarkan ayat-ayat suci alquran masih hidup meskipun sedikit layu.. akhirnya mereka berkesimpulan bahwa ternyata benar tanaman bertasbih kepada Allah dengan cara mereka sendiri.
Hal diataslah yang menginspirasi saya untuk selalu mendengarkan muratal disamping membaca alquran tentunya. Hal ini saya lakukan setiap hari, saya berharap, jika saya, suami, dan anak-anak setiap hari mendengarkan ayat suci Alquran, semoga saja kami bisa menghafalnya dan lebih banyak mengamalkannya. amin...
hauzan
Bukan hanya itu saja, hauzan juga suka tersenyum jika memperhatikan mainannya yang berputar di atas kepalanya diiringi dengan musik lembut... dan lebih membuatku takjub lagi ketika kami memperdengarkan muratal kepadanya, hal ini memang sudah aku biasakan sejak hauzan lahir, bahkan ketika masih didalam kandungan, kebetulan aku mendownload muratal kedalam HP ku, dan muratal yang di HP itulah yang setiap hari aku nyalakan. Hauzanku akan tertidur lelap jika muratal itu aku nyalakan. Ketika muratalnya selesai dan dilanjutkan dengan nyanyian health the wordnya micheal jackson, hauzan akan segera terbangun dari tidurnya dan jika aku kembali menyalakan muratal, maka dia akan mulai tidur kembali. Akhirnya si bapak membeli MP 3 yang ada speakernya, dengan MP 3 itu hauzan bisa mendengarkan isi Al quran seharian .
Sepertinya hauzan menikmati ayat baru yang belum pernah di dengarnya sebelumnya. karena di HP ku hanya ada juz ke 30, namun sekarang hauzan bisa menikmati semua isi Al quran.. Subhanallah.. semoga kelak hauzan bisa mejadi salah satu hafizd, seorang yang hafal Alquran dan juga mengamalkanya.. amin...
Jumat, 19 November 2010
Keajaiban Doa Orang yang di Dzalimi
tulisan berikut ini merupakan tulisan yang saya kirim untuk lomba menulis antologi keajaiban doa di sebuah penerbitan sekitar 6 bln yll, namun karena tidak ada beritanya, tulisan ini saya posting di blog ini. semoga bermanfaat
Bagi saya semua apa yang telah saya dapatkan merupakan bagian dari kejaiban doa. Tapi untuk berbagi salah satu keajaiban doa yang pernah saya alami adalah ketika saya masih remaja dulu. Saat itu saya masih bersekolah di salah satu sekolah perawat kesehatan di kota kelahiran saya yaitu Bukittinggi Sumbar. Saya merasa doa yang saya panjatkan waktu masalah yang menimpa saya ketika itu merupakan awal keajaiban doa yang saya panjatkan dengan sungguh-sungguh kepada Allah setiap harinya hingga saat ini. Ketika itu saya merasa jika kita berdoa dengan sungguh- sungguh dan ikhlas serta berprasangka baik kepada Allah bahwa permohonan kita akan di kabulkan Allah, maka hal itulah yang akan kita dapatkan.
Walaupun sebelumnya memang saya sering berdo’a , namun selayaknya orang atau remaja yang belum mengerti dengan keampuhan doa, saya hanya berdoa seperlunya saja tanpa memahami apa makna dari doa saya. Semuanya baru berbeda ketika saya di timpa masalah yang menurut saya sangat berat, yang membuat saya menangis memohon kepada Allah, agar Allah membantu saya dalam menghadapi maslah saya ini, saat itu tiada menit terlewat tanpa kesungguhan doa dari lubuk hati yang paling dalam. Tentunya anda ingin segera mengetahui masalah apa yang menimpa saya sehingga saya menemukan awal kebahagian saya berdoa dan memohon kepada Allah.. beginilah ceritanya...
Saat itu saya masih duduk di bangku kelas dua SPK { sekolah Perawat Kesehatan}. Saya dan seluruh siswa di sekolah ini di wajibkan untuk tinggal di asrama selayaknya siswa perawat di sekolah lain pada masa itu. Masalah datang ketika suatu kali adik kelas saya yang kebetulan saat itu masih dalam masa orientasi sekolah, meminta saya untuk merekam kegiatan akhir masa orientasi siswa yang sedang dia ikuti. Si adik memberikan sebuah tape recorder mini seperti yang biasa di gunakan para jurnalis di masa itu, kepada saya. Setelah dia mengajarkan kepada saya bagaimana cara menggunakannnya, sayapun bersedia merekam acara penutupan yang diadakan pada malam harinya. Meskipun yang akan di rekam hanya suara dari kegiatan itu saja.
Dengan bersemangat sayapun mulai merekam acara penutupan masa orientasi siswa itu pada malam harinya.. acarapun selesai dengan sukses, termasuk acara saya untuk merekam kegiatan itu. Selesai acara, kamipun kembali ke kamar masing-masing. Saya yang merasa sudah jadi wartawan sehari, sangat bangga dengan hasil kerja saya. Saya segera mendengarkan kembali hasil rekaman yang telah saya rekam tadi. Sedang asyik-asyiknya mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan oleh ustad di acara penutupan tadi, teman satu kamar saya datang menghampiri dan ikut mendengarkan hasil rekaman itu. Kami sama-sama terlarut dengan doa dan permohonan yang masih mengalun dari mini tape itu. Setelah seluruh rekaman kami dengarkan, sayapun merasa puas, karena isi rekaman sepertinya sesuai dengan yang diinginkan si adik kelas. Sayapun kemudian menyimpan mini tape itu di bawah bantal, dan untuk selanjutnya tidur dan terlarut dalam mimpi indah...
Hari barupun menjelang... pagi ini seperti biasa kami salat subuh berjamaah di mesjid, dan sarapan pagi diruang makan, serta kembali kepada kegiatan sekolah. Selasai sarapan pagi saya segera mengambil mini tape recorder itu di bawah bantal tempat semalam saya meletakkannya terakhir kalinya. Rencananya saya akan mengembalikan mini tape itu kepada adik kelas dan memperdengarkan hasil rekaman yang berhasil saya buat. Selanjutnya barulah saya akan mengikuti pelajaran sekolah di kelas pagi ini.
Dengan bersemangat saya segera menuju temapat tidur dan menyingkap bantal, innalillahi... mini tape itu tidak ada di sana... dengan panik saya mulai mengacak semua tempat tidur yang baru saja saya rapikan. Tadi pagi saya memang tidak merupah posisi bantal, hanya melipat selimut serta sedikit merapikan alas kasur yang tidak begitu kusut, jadi saya tidak tau apakah mini tape itu masih di bawah bantal ketika saya bangun pagi tadi atau memang sudah hilang sejak semalam. Saya mulai putus asa, semua tempat tidur dan kolongnya sudah saya periksa, tapi mini tape itu tetap tidak terlihat.
Saya segera menuju lemari pakaian, barangkali saya sudah menyimpannya di lemari pakaian, demikian pikir saya, namun nihil, benda mahal itu tidak saya temui di lemari pakaian. Saya hampir menangis... namun sekuat tenaga saya tahan tangis saya, saya tidak bisa membayangkan dengan apa mini tape itu akan saya ganti. Uang jajan saya kala itu sepuluh ribu rupiah seminggu. Saya yakin harga tape itu pastilah ratusan ribu, lalu bagaimana jika tape itu benar-benar hilang, apa kata bapak saya yang sudah mati-matian mencari pinjaman untuk biaya sekolah saya... dari mana kami akan mendapatkan uang untuk menggantinya. Seribu pikiran berkecamuk didalam benak saya.
Dengan setengah putus asa saya menemui ketua kamar kami. Kebetulan di kamar itu memang di tempati dua puluh orang siswi, sepuluh siswi kelas dua dan sepuluh siswi kelas tiga. Ketua kamar yang biasaya ku panggil dengan Ni Ira ini akhirnya memutuskan sebelum memulai kegiatan belajar mengajar di kelas, kami semua harus menggeledah isi lemari masing-masing. Aku sangat menghargai kepedulian Ni Ira ini padaku. Meskipun dengan sedikit menggerutu beberapa kakak kelas akhirnya mengikuti perintah Ni Ira, sedangkan teman-teman saya turut berempati dengan masalah saya, dengan suka rela mereka menggeledah lemari dan tempat tidur mereka. Selama satu jam penggeledahan itu, hasilnya mini tape yang saya cari tidak dapat kami temukan.
Ni Ira menghiburku untuk bersabar terlebih dahulu, barangkali ada yang ingin meminjam tape itu tapi belum bisa mengembalikannya sekarang demikian hiburnya. Saya memang tidak punya pilihan lain. Saya terpaksa harus mengikhlaskan terlebih dahulu tape itu. Ni Ira berjanji akan membantu untuk memberitahukannya kepada adik kelas yang punya mini tape itu. karena saya belum tau bagaimana cara mengatakannya hanya saja, sebagai konsekuesiya saya memang harus mengganti tape itu jika dalam beberapa hari ini tape itu tidak di temukan.
Inilah awal keajaiban do’a yang saya panjatkan... setelah penggeledahan yang tidak menghasilkan apa-apa itu, saya segera melakukan salat sunnah duha.. sebenarya salat duha sering saya lakukan di asrama ini kadang berjama’ah dengan beberapa orang teman, namun kali ini saya melakukannya sendiri, seraya menangis dalam sujud saya memohon kepada Allah agar Allah berkenan memberikan saya petunjuk dimana saya bisa menemukan mini tape itu. Saya berkeluh kesah kepada Allah Dzat yang maha mengetahui, bahwa saya tidak punya kemampuan untuk mengganti mini tape itu dengan yang baru. Jangankan menggantinya untuk menanyakan harganya saja saya tidak berani, dan saya juga tidak tau dimana saya bisa menemukan penjual mini tape seperti itu di kampung halaman saya yang ketika itu masih minim dengan pedagang benda-benda seperti itu.
Setahu saya adik kelas saya yang punya mini tape itu pernah mengatakan bahwa mini tape itu di beli kakaknya di Malaysia, guna keperluan pekerjaannya, dan dia diijinkan untuk menggunakan mini tape itu dengan sarat jika telah selesai harus segera di kembalikan. Namun sekarag... mini tape itu hilang.. entah kemana..saya terus memohon ampun kepada Allah atas kelalaian saya ini, dan memohon agar segera diberikan kemudahan untuk mengembalikan tape itu.
Sehari telah berlalu, namun saya tak berputus asa dengan rahmat Allah yang mungkin sebentar lagi akan di berikanNya kepada saya entah melalui apa, saya sangat yakin Allah akan membantu saya. Malampun tiba... sambil berbaring saya tidak bisa memejamkan mata saya, jam sudah menunjukkan diangka sepuluh.. saya masih terbayang dengan jelas bahwa semalam saya mendengarkan mini tape itu berdua dengan teman saya yang kebetulan tempat tidurnya di atas tempat tidur saya. Memang.. seperti asrama lainnya, tempat tidur di asrama kami ini memang bertingkat. Kebetulan saya di bawah dan teman saya sebut saja Eno (bukan nama sebenarnya) di atas. Semalam kami mendengar rekaman itu berdua, dia juga menanyakan bagaimana cara menggunakannya, tentu saja saya menjelaskannya, walaupun tidak begitu dekat, dia adalah teman saya, dan saya senang berbagi ilmu dengan siapa saja.
Eno serta semua penghuni kamar ini sudah terlelap dalam mimpi indahnya. Sekilas hati saya bertanya, mungkinkah Eno yang mengambil mini tape itu.. karena hanya dia yang melihat saya meletakkan mini tape itu di bawah bantal. Dan dia juga banyak bertanya tentang cara penggunaan tape itu, setelah saya ingat-ingat, saat salat subuh tadi, saya tidak melihat Eno di mesjid, begitupun ketika sarapan pagi, saya baru melihatnya kembali ketika kami menggeledah lemari pakaian masing-masing. Itupun sepertinya dia terlihat sedikit gugup... tak ada yang sempat memperhatikannya, karena semua anak di kamar itu memang terlihat bigung , tapi kenyataannya saya tidak menemukan tape itu di lemari pakaian serta di tempat tidurnya. Jadi pikiran itu terpaksa saya hilangkan dulu. Untunglah akhirnya saya tertidur juga setelah melafalkan beberapa ayat alquran dalam hati.
Keesokan paginya saya teringat lagi dengan lintasan pikiran saya semalam, sayapun menceritakannya kepada Ni Ira. Kalau begitu kita harus memperhatikan gerak-gerik Eno, demikian saran Ni Ira, kita berdua akan memperhatikannya tapi tidak terlalu mencolok, tambah Ni Ira lagi. Akhirnya saya pun mengiyakan saran Ni Ira itu. Untuk memulai misi saya memperhatikannya, saya pun mulai berakrab-akrab dengannya dengan tidak melupakan terus berdoa dengan ikhlas kepada Allah, dalam doa saya kali ini, saya mohon kepada Allah, jika memang yang mengambil mini tape itu Eno, maka bantu saya agar saya bisa memngungkapnya, dan agar Eno juga mau mengembalikannya. Namun jika bukan Eno yang mengambilnya, maka ampuni saya yang telah berprasangka kepada Eno.
Allah mengabulkan doa saya, setelah hari ini saya mulai akrab dengan Eno, Eno pun bercerita kepada saya tentang seorang cowok yang sedang di taksirnya, cowok itu sekarang sedang PKL di sebuah hotel yang tidak begitu jauh dari asrama kami. Sekarang Eno sedang berusaha pedekate dengan si cowok, jadi dia minta saran saya apa yang harus dilakukannya. Saya sebenarnya risih mendengarkan hal ini, di samping saya belum mengenal cowok, saya juga tidak mengerti apa yang harus dilakukan untuk mendekati cowok, bagi saya sangatlah tabu jika cewek yang harus mengejar-ngejar cowok. Tapi mengingat misi saya, akhirnya dengan ngasal saya menyarankan untuk memberikan cowok yang ditaksirnya itu sebuah hadiah. Tanpa di duga Eno mengatakan sudah memberikan cowok itu hadiah, katanya lagi cowok itu amat senang dengan hadiah yang diberikannya. Tapi entah mengapa ketika Eno mengatakan bahwa dia sudah memberikan hadiah kepada cowok itu, perasaan saya waktu itu berdebar-debar, pikiran saya langsung kepada mini tape itu. Saya berusaha menahan diri untuk tidak bertanya lebih jauh. Saya tidak mau misi saya berantakan sia-sia, hanya karena kecerobohan saya.
Satu hal yang dapat saya simpulkan, saya harus mulai mencari tau cowok yang di maksud Eno, kebetulan dia tadi menyebutkan nama dan hotel dimana cowok itu PKL.
Saya kembali mengucapkan syukur kepada Allah atas jalan keluar yang sudah sedikit terbuka ini. Meskipun adik kelas sudah menanyakan berulangkali mini tapenya, saya minta dia bersabar, karena kemaren saya sempat mencari toko tempat menjual mini tape itu, dan menanyakan harganya, teryata harganya tiga ratus ribu rupiah, uang sebanyak itu tak mungkin saya dapatkan dalam waktu dua hari ini. Padahal saya sudah menahan uang sekolah sebanyak seratus limapuluh ribu yang di berikan bapak saya kemaren, saya berpikir uang itu akan saya gunakan untuk mengganti mini tape itu, masalah bayaran sekolah , nanti akan saya pikirkan lagi jalan keluarnya.
Saya memohon kepada Allah agar membantu saya menyelidiki cowok itu. Sepertinya Allah sudah mencondongkan hati saya , bahwa masalah saya akan segera selesai jika saya berhasil menemui cowok itu dan melihat hadiah apa yang di berika kepadanya oleh Eno, teman saya. Saya tidak mau membuat masalah baru lagi dengan memakai uang SPP untuk mengganti mini tape itu.
Allah kembali memperlihatkan kepada saya sebuah jalan yang semakin terang. Sebagaimana layaknya asrama, maka ijin keluar asramapun sangat sulit didapat di hari sekolah. Kami hanya diijinkan keluar asrama di hari minggu, itupun pada jam yang telah ditentukan. Kalaupun terpaksa minta ijin di hri biasa untuk keluar asrama, maka kami harus punya alasan yang sangat kuat, dan bisa dipertanggungjawabkan. Hari ini saya berencana minta ijin untuk keluar asrama, tapi saya belum tau akan memberikan alasan apa. Sayapun bertanya kepada sahabat saya yang biasa saya sapa dengan sebutan Kak Atik, kami sekelas, walaupun tidak satu kamar, tapi saya cukup dekat dengannya. Sebelumnya saya pernah menceritakan masalah saya ini kepadanya. Makanya kali ini saya juga berani minta pendapatnya.
“Mau kemana sih” tanya Kak Atik.
“Ke Hotel Denai, katanya cowok yang ditaksirnya itu PKL disana, dan dia pernah memberikan hadiah kepada cowok itu, saya yakin hadiah yang di berikannya itu adalah mini tape yang saya cari. Saya ingin bertemu cowok itu, dan menanyakan tentang hadiah itu.”
“Kalau begitu kamu ga usah kesana, saya punya sepupu yang kerja disana, kita telpon saja sepupu saya itu, minta tolong untuk mencari tau apakah mini tape itu ada sama cowok itu atau tidak, kalau kamu bertemu dia, kan belum tentu hadiah yang di berikan itu adalah mini tape, jadi kamu akan mempermalukan dirimu sendiri” saran Kak Atik.
Saya terdiam, benar juga apa yang dikatakan Kak Atik, kebetulan sekali Kak Atik punya saudara yang kerja di hotel itu, disamping saya tidak mempermalukan diri bertemu degan seseorang yang tidak saya kenal, ditambah lagi saya tidak perlu mencari alasan untuk ijin keluar asrama. Kamipun segera menuju telpon umum yang ada di lingkungan sekolahku. Untuk yang satu ini, kami tidak perlu minta ijin. Setelah Kak Atik berbicara dan bercerita tentang masalah saya kepada sepupunya yang kebetulan seorang chef di hotel itu, akhirnya sang sepupupun bersedia membantu kami. Saya menyebutkan merk dan warna serta ciri khusus dari mini tape yang saya cari itu. Serta yang tak kalah pentingnya kaset mungil di dalam mini tape itu berisi rekaman doa sewaktu malam penutupan orientasi siswa di sekolah kami. Saya juga tidak mau mempermalukan orang yang telah menolong saya itu.
Dia berjanji akan menanyakan benda yang kami cari itu kepada cowok yang namanya tadi sudah saya sebutkan. Ternyata cowok itu memang sedang PKL di hotel itu. Sebelumnya kami berpesan, agar saudara sepupu Kak Atik itu, tidak menceritakan kejadian ini kepada cowok yang kami maksud. Dan kami akan menelpon kembali keesokan harinya guna mengetahui hasil ‘investigasi’ sang sepupu.
Alhamdulillah Allah benar-benar telah mempermudah jalan saya untuk menemukan benda itu, setelah keesokan harinya sayapun menelpon kembali sepupu Kak Atik, dan ternyata benda itu memang ada di tangan cowok itu, karena kebetulan sepupu Kak Atik ini adalah seorang cowok, maka tak sulit baginya untuk bermain ke kos-kosan cowok yang di taksir Eno. Setelah berbasa-basi seperlunya dia melihat mini tape itu di atas meja belajar kos-kosan itu. Akhirnya dia bertanya benda itu di beli dimana dan harganya berapa. Dengan spontan si cowok menjawab bahwa benda itu di berikan sebagai hadiah oleh teman perempuannya yang bernama Eno, temannya itu sekarang bersekolah di SPK (sambil menyebutkan sekolahku). Yakinlah saya ternyata benda itu memang di ambil oleh teman saya sendiri. Sampai disini saya bingung harus bagaimana selanjutnya. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih kepada sepupu Kak Atik ini.
Saya kembali ke asrama dan mulai menceritakan hal ini kepada Ni Ira. Ni Ira meminta saya dan Eno untuk menemuinya di sebuah tempat yang jauh dari keramaian nanti malam. Tempatnya di atap asrama, sebenarnya di atap itu tempat kami menjemur pakaian, kebetulan disitu di sediakan jemuran, untuk mencapainya kami harus naik tangga putar. Dengan berdebar-debar sayapun kesana, beberapa saat kemudian Eno pun tiba, saya tak henti-hentinya berdoa dalam hati memohon kekuatan kepada Allah, agar saya tidak sampai emosi ketika bertemu dengan teman yang telah membohongi saya ini dan membuat uang SPP saya hampir melayang.
Sepertinya Eno tidak tau bahwa dia di minta Ni Ira untuk menemui Ni Ira sehubungan dengan masalah saya, karena saya melihatnya dengan santai berjalan menuju kami, karena malam dan bulanpun tertutup awan, sepertinya dia tidak memperhatikan ada saya juga di sana, namun setelah dia melihat ada saya di tempat itu, maka dia mulai terlihat gugup. Pembicaraan kamipun di mulai dari sejak pertama kali saya kehilangan mini tape itu. Pertama Eno tetap tidak mengakui perbuatannya, saya yang selalu istighfar dalam hati, berusaha dengan sabar menceritakan yang telah saya ketahui. Di tambah lagi denga wejangan dan nasehat dari Ni Ira, akhirnya selama kurang lebih dua jam kami dia tas atap itu, barulah dia mengakui perbuatannya.
Alhamdulillah ya Allah... saya sangat lega dengan pengakuan ini, hampir saja saya kehilangan kesabaran, karena waktu itu sudah terlontar dari mulut saya untuk menyampaikan masalah pencurian yang dia lakukan ini kepada pengawas asrama, bagi penghuni asrama, pastilah tidak mau berhubungan dengan ibu asrama yang super killer itu. Tak henti-hentinya saya berdoa agar Allah membukakan pintu hati teman saya itu untuk mengakui kesalahannya. Dan akhirnya Allahpun mengabulkan permohonan saya. Ni Ira meminta saya untuk segera kembali kekamar, selanjutnya dia akan berbicara empat mata dengan Eno. Sebelumnya Ni ira meminta saya untuk bermaafan denga Eno. Setelah itu saya segera ke kamar dan bertetima kasih kepada Ni Ira. Sampai di kamar, saya langsung melakukan sujud sukur, dan menangis kembali di hadapan Rabb alam semesta yang telah mengeluarkan saya dari masalah yang menurut saya, itu adalah masalah pertama yang terberat sepanjang hidup saya ketika itu.
Sejak saat itu saya selalu berdoa dan memohon kepada Allah tentang apapun, entah itu masalah ringan ataupun berat, bagi saya semua yang telah saya dapatkan sekarang merupakan keajaiban doa yang dikabulkan Allah untuk saya. Demikianlah kisah saya , semoga bisa membuat kita semua tak henti berdoa dengan ikhlas dan berprasangka baik kepada Allah. Terutama untuk diri saya sendiri.
Jumat, 12 November 2010
siapa bilang caesar itu enak....
Mungkin bagi sebagian orang memilih melahirkan dengan cara caesar adalah yang terbaik, alasannya beragam, diantaranya tidak mau merasakan sakitnya proses melahirkan normal Tapi tidak demikian halnya denganku. Aku merasa sangat tidak nyaman dengan operasi caesar ini, karena aku sudah pernahsebelumnya merasakan melahirkan secara normal, dimana, beberapa saat setelah bayiku lahir aku bebas beraktifitas.
Untuk alasan yang memang mengindikasikan seorang ibu hamil harus menjalani operasi caesar, hal ini adalah suatu keniscayaan, sama seperti yang aku alami sekitar dua bulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 9 september 2010. Pada dasarnya aku tidak pernah membayangkan akan menjalani operasi caesar ini, namun saat itu entah mengapa tiba-tiba tekanan darahku naik sampai 150/100 mmhg, dokter yang merawatku menyarankan agar aku bersiap untuk menjalani operasi tersebut demi menyelamatkan aku dan janinku. dengan pasrah akupun mengikuti saran dokter itu.
Segala persiapan operasipun di mulai, dari pemasangan infus, pengambilan darah, dan segala hal yang wajib dilakukan bagi seorang ibu hamil yang akan menjalani operasi caesar. Sambil terus berzikir dalam hati aku menjalani tahapan proses itu dengan perasaan tak menentu, sampai saat satu kolf obat yang bergubna untuk menetralisir tekanan darahku di pasangkan di infusku, rasa hangat menjalar di sekitar mulut dan tenggorokanku, aku pikir ini biasa. jadi ku nikmati saja proses ini. namun ketika masuk kekamar operasi dan dokter anasthesi mulai menambah tetesan infus itu menjadi sangat cepat, jantungku berdebar kencang, seolah hendak meledak saking kencang dan cepatnya darah yang dipompakan oleh jantung ke seluruh tubuh. saat itu serasa malaikat maut akan segera menjemputku. tapi Allah masih mengingatkanku agar segera bertanya kepada dr anasthesi tentang hal yang aku rasakan, saat itu juga aku segera menanyakannya, dan dokter itupun segera mengganti infus tersebut dengan yang lain. Itu adalah hal pertama perasaan ketidaknyamanan yang ku rasakan sewaktu di caesar, rasa tidak nyaman yang lain adalah setelah aku dianasthesi, rasa baal di seluruh kaki membuatku sangat tidak nyaman, selanjutnya ketika operasi selesai, dan aku mulai di tempatkan di ruang recoveri room, saat itu seluruh tubuhku menggigil, aku merasakan kedinginan yang sangat hebat, yang belum pernah aku rasakan selama ini. sehingga gigi2ku gemeretuk menahan rasa dingin yang tidak terkira itu, aku kembali menanyakan nya kepada petugas yang sedang berada di situ, dan akupun di beri semacam pompa yang menyalurkan hawa hangat kedalam tempat tidurku. suster itu berkata hal ini wajar , karena merupakan efek dari anasthesi. dan yang terakhir adalah setelah rasa baal di kakiku hilang dan aku mulai mobilisasi dengan miring kiri dan kanan dulu, kemudian duduk, dan berdiri serta berjalan... tahapan ini memakan waktu yang cukup lama dan dengan rasa sakit di daerah operasi yang lumayan susah untuk di tahan...
Ketidaknyamanan yang terakhir itu berlanjut hingga sekarang walaupun usia bayiku sudah 2 bulan... jadi...para ibu hamil, yang akan menjalani proses persalinan, aku sarankan untuk tidak cepat-cepat memutuskan untuk di opeasi caesar, jika masih memungkinkan untuk melahirkan secara normal, maka hal itu akan lebih baik...kecuali ada indikasi yang mewajibkan anda untuk segera di caesar...